GARUT – Suasana penuh kebersamaan dan kekhidmatan terasa dalam rangkaian kegiatan Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah yang digelar di SDN 9 Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (3–4 September 2025), ini diselenggarakan dengan sederhana namun sarat makna.
Pada hari pertama, Rabu (3/9/2025), kegiatan diisi dengan beragam perlombaan. Di antaranya lomba mewarnai untuk siswa kelas 1–3, Rangking 1 Online untuk siswa kelas 4–6, lomba mewarnai khusus anak usia 4–6 tahun yang melibatkan masyarakat sekitar, serta lomba sholawat antar kelas yang diikuti para orang tua siswa. Selain itu, tampil pula pembacaan nadhom maulid yang menambah semarak acara.

Kepala SDN 9 Sukamentri, Sri Mulyati, S.Pd., menyampaikan bahwa Kamis (4/9/2025) menjadi puncak acara Gebyar Maulid dengan penampilan-penampilan siswa serta pembagian hadiah kepada para pemenang lomba.
“Alhamdulillah, kegiatan ini murni inisiatif orang tua, tidak ada pungutan sama sekali. Sekolah hanya memfasilitasi. Guru-guru pun dengan sukarela ikut berpartisipasi, mereka mengumpulkan masing-masing Rp100 ribu atas dasar kesepakatan bersama, semata-mata untuk mencari keberkahan dari peringatan Maulid Nabi ini,” ungkap Sri Mulyati.

Yang menarik, perhatian dan partisipasi orang tua siswa terlihat begitu luar biasa. Mereka tidak hanya mendukung secara moral, tetapi juga menyiapkan tumpeng dan nasi kuning untuk dibagikan kepada anak-anak. Semua itu dilakukan dengan sukarela, tanpa diminta pihak sekolah.
“Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh orang tua siswa SDN 9 Sukamentri. Semoga amal baik ini mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT,” tambah Kepala Sekolah.

Sementara itu, beberapa orang tua siswa dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf karena hidangan yang disajikan masih sederhana. Namun mereka berharap kebersamaan ini membawa manfaat dan keberkahan bagi semua pihak.
Dengan suasana penuh kehangatan, Gebyar Maulid di SDN 9 Sukamentri menjadi bukti nyata sinergi antara sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat dalam merayakan hari besar Islam, sekaligus menanamkan nilai-nilai religius sejak dini kepada anak-anak. ***Jajang Sukmana




































