Kebiasaan Sederhana yang Berdampak Besar: SDN 3 Pakuwon Terus Gelorakan Disiplin Sejak Pagi

0
21

GARUT — Hal kecil yang dilakukan secara konsisten ternyata dapat memberi manfaat besar hingga akhir hayat, terutama bagi generasi muda yang tengah menempuh pendidikan dasar. Itulah yang tampak dari kegiatan rutin di SDN 3 Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, yang setiap pagi menyambut kedatangan peserta didik dan membiasakan baris tertib sebelum masuk kelas, sekaligus pemeriksaan kerapihan dan kebersihan diri.

Sejak pintu gerbang dibuka, kepala sekolah bersama para guru berjejer menyambut para siswa. Mereka menyapa, memberi salam, dan menyalami satu per satu. Suasana hangat ini menciptakan kedekatan emosional antara guru dan murid, sebelum anak-anak diarahkan untuk berbaris di depan ruang kelas masing-masing. Usai bel masuk, guru atau Ketua Murid (KM) memeriksa kuku dan kerapihan seragam sebelum anak memasuki kelas untuk memulai pembelajaran.

Kepala SDN 3 Pakuwon, Hartinah, S.Pd., Senin (3/11/2025), menyampaikan bahwa program sederhana yang dilaksanakan setiap pagi, seperti penyambutan kedatangan siswa dan pemeriksaan kebersihan diri (termasuk kebersihan kuku), merupakan bentuk nyata komitmen sekolah dalam membentuk karakter peserta didik secara holistik. Program ini menjadi salah satu implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah.

Menurut Hartinah, meskipun terlihat sederhana, kegiatan rutin ini menjadi fondasi penting dalam menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, serta kesadaran kesehatan sejak dini. Dengan menciptakan suasana sekolah yang peduli terhadap kebersihan personal, SDN 3 Pakuwon secara langsung berperan dalam mencegah penularan penyakit sekaligus menumbuhkan kebiasaan positif yang akan terbawa hingga anak dewasa.

Ia menegaskan, sebuah program tidak harus besar dan membutuhkan biaya besar untuk memberikan dampak yang signifikan. “Tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten, seperti memeriksa kuku siswa atau menyambut mereka dengan senyum, memberikan pesan bahwa kebersihan dan etika adalah bagian penting dari proses belajar,” ujarnya.

Keberhasilan program sederhana ini menjadi inspirasi bagaimana integrasi nilai kesehatan dan karakter dalam rutinitas sekolah dapat membentuk budaya positif yang mendukung tumbuh kembang siswa. Langkah kecil, tetapi memiliki manfaat jangka panjang yang sangat besar.

Ade Yusup, S.Pd.I., M.Pd., MCE, salah satu guru SDN 3 Pakuwon menuturkan bahwa kebiasaan ini sudah menjadi budaya sekolah. “Selain membangun karakter disiplin, kegiatan ini menumbuhkan rasa hormat, sopan santun, dan membiasakan anak menjaga kebersihan diri. Anak-anak jadi terbiasa hadir tepat waktu, rapi, dan siap belajar,” ujarnya.

Kebiasaan kecil penuh makna ini mendapat apresiasi dari Drs. H. Engkur, SH., M.Si., mantan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Garut Kota yang telah purna tugas. Sosok yang pernah mengabdi selama 44 tahun sebagai aparatur sipil negara tersebut, termasuk 24 tahun di level kecamatan, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk “pendidikan karakter paling nyata dan berkelanjutan”.

Menurutnya, program yang kerap disebut “embun pagi” ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian penting dari pembentukan kepribadian anak. “Saya tahu persis manfaatnya karena program ini sudah lama diterapkan. Mungkin terlihat sepele, hanya menyapa dan memeriksa kuku. Tapi di situlah disiplin, rasa hormat, dan kepedulian ditanamkan. Anak yang dibiasakan sejak dini akan terbawa sampai dewasa,” ucapnya.

Engkur menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga pembiasaan perilaku positif sehari-hari. “Sekolah yang menyambut anak-anaknya dengan hangat sedang membangun rasa percaya diri dan kebahagiaan belajar. Sementara baris tertib dan pemeriksaan kerapihan adalah bentuk pendidikan kedisiplinan yang sederhana tetapi kuat,” imbuhnya.

Dengan konsistensi yang terus dijaga, SDN 3 Pakuwon menjadi contoh bagaimana langkah-langkah sederhana dalam keseharian sekolah dapat mencetak generasi yang berakhlak baik, percaya diri, serta memiliki karakter disiplin yang melekat sepanjang hidup. ***Jajang Sukmana