GARUT – SMPIT Al Mashduqi Kabupaten Garut kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dengan meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2025. Penghargaan tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Nomor 2923 Tahun 2025 untuk 258 Sekolah Adiwiyata Mandiri, serta Keputusan Nomor 2920 Tahun 2025 untuk 721 Sekolah Adiwiyata Nasional.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Asep Wawan Budiman, S.Pd., M.Si., pada Jumat (5/12/2025), menyampaikan bahwa capaian prestasi ini merupakan buah dari kerja keras serta pendampingan yang berkelanjutan, khususnya oleh pengawas bina.
“Prestasi ini tidak terlepas dari peran penting para pengawas. Setiap pengawas memiliki fungsi strategis layaknya kepala sekolah dalam memastikan delapan standar pendidikan berjalan optimal. SMPIT Al Mashduqi yang kini meraih prestasi nasional menunjukkan keberhasilan pengawas dalam menggali potensi sekolah, terutama dalam aspek pembinaan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, program Adiwiyata sejatinya berada di bawah kewenangan Dinas Lingkungan Hidup, namun sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan karena menyasar satuan pendidikan. “Alhamdulillah, keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, pengawas, sekolah, serta seluruh warga sekolah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Asep Wawan juga mengapresiasi capaian SMPIT Al Mashduqi sebagai sekolah internasional pertama dan satu-satunya di Kabupaten Garut yang dinilai sangat visioner, inovatif, dan dipercaya oleh masyarakat. Tingginya kepercayaan publik terlihat dari membludaknya peminat hingga sistem waiting list dan pendaftaran inden yang saat ini bahkan telah memasuki tahun ajaran 2029.
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya pendidikan berkualitas. Ketika kepercayaan sudah tumbuh, orang tua tidak lagi terlalu mempertimbangkan jarak, waktu, bahkan biaya. Yang terpenting bagi mereka adalah kepuasan terhadap proses dan hasil pendidikan anak,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa semua sekolah pada dasarnya memiliki peluang yang sama untuk meraih kepercayaan masyarakat. “Kuncinya ada pada pembuktian melalui prestasi dan inovasi yang berkelanjutan,” katanya.
Diketahui, jumlah peserta didik di SMPIT Al Mashduqi memang dibatasi. Kebijakan ini diambil untuk mengutamakan kualitas layanan pendidikan dibandingkan kuantitas, sehingga setiap siswa dapat terlayani dan diperhatikan secara optimal.

Sementara itu, pengawas bina SMPIT Al Mashduqi, Atin Kartinah, M.Pd., saat dihubungi melalui telepon seluler, menjelaskan bahwa perannya di sekolah tersebut bukan hanya sebagai pengawas bina, tetapi juga sebagai pengembang kurikulum (curriculum developer) bagi seluruh sekolah di bawah naungan Yayasan Al Mashduqi.
“Saya mendampingi bagaimana kurikulum diterapkan dengan baik. Al Mashduqi selain menggunakan kurikulum yang diwajibkan pemerintah, juga mengintegrasikan kurikulum Al Azhar dan Cambridge,” jelasnya.
Menurutnya, program Sekolah Adiwiyata terintegrasi langsung dalam seluruh kurikulum tersebut. Penumbuhan kepedulian terhadap lingkungan dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, hingga ekstrakurikuler. “Dengan upaya ini kami berharap proses pendidikan yang berorientasi pada sustainable living dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap suasana ruang belajar yang nyaman dan aman dapat mendorong kualitas output dan outcome pendidikan yang lebih baik di sekolah tersebut.
Diketahui pula, Atin Kartinah saat ini tengah menempuh proses penyusunan disertasi program doktoral (S-3) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Dengan raihan penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Nasional ini, SMPIT Al Mashduqi semakin mengukuhkan diri sebagai sekolah unggulan yang tidak hanya berorientasi pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter peduli lingkungan serta pendidikan berkelanjutan. ***Jajang Sukmara




































