GARUT — SMPN 1 Karangpawitan menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 dengan tema “Bahasa Menyatukan, Pemuda Meneruskan, dan Budaya Meneguhkan”, Selasa (28/10/2025). Peringatan ini dirangkaikan dengan Bulan Bahasa yang diisi dengan berbagai kegiatan literasi dan budaya di lingkungan sekolah.
Kepala SMPN 1 Karangpawitan, Dr. Budi Suhardiman, M.Pd., melalui pesan WhatsApp menjelaskan bahwa rangkaian peringatan ini telah dimulai sejak sepekan sebelumnya melalui berbagai lomba yang berorientasi pada penguatan bahasa dan literasi.
“Peringatan Sumpah Pemuda ini sekaligus menjadi momentum Bulan Bahasa. Sejak minggu lalu, kami melaksanakan lomba cerdas cermat, menulis esai, mendongeng, pidato, hingga membaca puisi,” ujar Dr. Budi.

Upacara peringatan sendiri dipimpin oleh Pengawas Pembina, Dr. Darwis, M.Pd. Seusai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan seremoni literasi yang juga dihadiri oleh Dra. Ipah Syarifah, pustakawan dari Fakultas Teknik Arsitektur ITB yang sekaligus mewakafkan sejumlah buku kepada perpustakaan sekolah.
Momen bersejarah terjadi saat dilakukan launching tiga karya literasi sekolah, yakni: Buku karya kepala sekolah, buku karya guru, dan buku karya siswa berupa kumpulan puisi setebal 400 halaman
Selain itu, turut diluncurkan majalah sekolah “Berkarsa” (Berita Karangpawitan Satu), serta Mars SMPN 1 Karangpawitan yang syairnya ditulis langsung oleh kepala sekolah dan diaransemen oleh guru seni Imas Komalsari, S.Pd.

Prosesi launching berlangsung meriah dengan pengguntingan banner, disertai seluruh guru mengangkat buku dan majalah sebagai bentuk kebanggaan atas karya kolektif warga sekolah.
Sebagai bentuk penghargaan pada insan literasi di sekolah, diberikan anugerah Raja dan Ratu Baca kepada guru dan siswa yang dinilai aktif membaca, menulis, serta konsisten memanfaatkan perpustakaan. Para penerima dianugerahi selendang dan mahkota, yang dipasangkan langsung oleh kepala sekolah, pengawas, serta Dra. Ipah Syarifah.

Dalam kesempatan ini, Dr. Budi menegaskan bahwa pengembangan literasi adalah komitmen berkelanjutan sekolah. “Kegiatan ini bukan sekadar seremonial. SMPN 1 Karangpawitan bertekad menjadi sekolah terdepan dalam literasi. Literasi baca-tulis adalah dasar untuk kemajuan literasi lainnya,” tegasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan wakaf buku dari ITB, Pengawas Pembina, serta perwakilan donatur lainnya yang menyumbangkan buku bertema sejarah Islam dan literasi keagamaan.
Dra. Ipah Syarifah menekankan pentingnya membaca buku fisik. “Membaca buku harus dinomorsatukan. Dari sisi kesehatan dan kualitas pemahaman, buku cetak tetap memiliki keunggulan.”
Sebagai penutup, digelar karnaval pakaian adat Nusantara yang melibatkan perwakilan tiap kelas. Karnaval ini bertujuan menanamkan kesadaran sejak dini bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya yang harus dihargai.
Pengawas Pembina dan tamu undangan dari ITB memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan kegiatan yang dinilai sarat makna dan berdampak nyata pada penguatan budaya literasi.
Kegiatan serupa direncanakan akan menjadi agenda tahunan setiap Oktober, dengan harapan dapat meningkatkan minat baca siswa dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain. ***Jajang Sukmana





































