Diplomasi Budaya Melalui Nada dan Gerak — Citra Indonesia di Panggung Dunia

0
37
Inar Suminarsih, S.Pd., M.Pd (Pengawas SMP Kabupaten Garut)

Oleh: Inar Suminarsih, S.Pd., M.Pd (Pengawas SMP Kabupaten Garut)

 

Kegiatan Bangkok International Music and Dance Festival 2025: Symphony of Culture menjadi bukti nyata bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu menyatukan bangsa-bangsa di dunia. Festival yang berlangsung di Chulalongkorn University, Bangkok, ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga ruang kolaborasi antarbudaya yang sarat nilai persahabatan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman.

Partisipasi DPD Persatuan Pewara dan Apresiasi Indonesia (PPAI) Kabupaten Garut, yang berkolaborasi dengan SMA Alfa Century Kabupaten Bandung, merupakan langkah penting dalam memperkuat peran pendidikan dan seni sebagai jembatan diplomasi. Melalui lantunan angklung “Sang Pendidik” dan Tari Topeng Sunda, Indonesia menampilkan pesona budaya yang lembut, penuh makna, dan menggambarkan karakter bangsa yang ramah serta berkepribadian luhur.

Keikutsertaan enam negara — Thailand, Sri Lanka, Kanada, Singapura, Bulgaria, dan Indonesia — menunjukkan bahwa keberagaman dapat menjadi harmoni ketika disatukan oleh tujuan yang sama: menciptakan perdamaian melalui seni. Para peserta tidak sekadar menampilkan karya, tetapi juga membangun dialog lintas budaya yang mengajarkan bahwa setiap bangsa memiliki keindahan dan nilai yang patut dihargai.

Dari kegiatan ini, kita belajar bahwa pendidik dan pelajar bukan hanya pengajar ilmu, tetapi juga duta nilai dan karakter bangsa. Keikutsertaan para pengawas sekolah dari Garut seperti Tita Ratna Riani, M.Pd, Inar Suminarsih, M.Pd, dan Nurlela, M.Pd, bersama para pelajar dan pelatih muda, menunjukkan bagaimana dunia pendidikan dapat menjadi motor penggerak diplomasi budaya.

Festival ini sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi lintas generasi: antara pendidik, seniman, dan pelajar. Ketika musik angklung berpadu dengan tari tradisional dan semangat muda, lahirlah harmoni yang tidak hanya terdengar indah, tetapi juga menyentuh hati penonton dari berbagai belahan dunia.

Pada akhirnya, kegiatan ini bukan sekadar pentas budaya, melainkan wujud nyata dari cinta tanah air dan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Melalui nada dan gerak, Indonesia berbicara tentang kedamaian, persatuan, dan kemanusiaan — pesan universal yang kini menggema dari Garut hingga Bangkok, dari Sunda hingga dunia. (*)