K2S Tarogong Kidul Gelar Pelatihan Penyusunan Kisi-Kisi dan Soal untuk Guru SD

0
22

GARUT — Koordinator Kepala Sekolah (K2S) Kecamatan Tarogong Kidul menggelar pelatihan penyusunan kisi-kisi dan pembuatan soal tahun 2025 bagi guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Tarogong Kidul. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Rabu–Kamis (22–23 Oktober 2025), di Gedung Serbaguna PGRI Tarogong Kidul, Jalan Perum Bojong Kaliki No. 4, Kelurahan Pataruman, Kabupaten Garut.

Pelatihan ini diikuti oleh guru dari 40 sekolah dasar dan dibagi ke dalam dua kelompok: guru Fase A dan Fase B pada Rabu (22/10), serta guru Fase C dan guru mata pelajaran pada Kamis (23/10). Kegiatan menggabungkan antara teori dan praktik, dengan menghadirkan dua pengawas SD sebagai narasumber, yaitu Elin Ruslina, M.Pd. dan Ida Siti Farida, M.Pd.

Ketua K2S Kecamatan Tarogong Kidul, Yanti Sri Mulyanti Arni, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan K2S untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya dalam hal penyusunan instrumen penilaian yang sesuai dengan kurikulum.

Elin Ruslina, M.Pd., saat menyampaikan materi pelatihan.

“Pelatihan ini menjadi wadah bagi guru-guru kita untuk memperkuat kemampuan dalam menyusun soal yang bermutu dan berorientasi pada kompetensi. Harapannya, hasil asesmen nantinya benar-benar mencerminkan kemampuan peserta didik secara utuh,” ujar Yanti.

Ia menambahkan, kegiatan seperti ini tidak boleh berhenti pada tataran pelatihan semata, tetapi harus ditindaklanjuti melalui praktik langsung di sekolah masing-masing.

“Kami ingin setiap guru membawa semangat kolaboratif setelah kegiatan ini. Dengan begitu, kualitas penilaian di sekolah akan meningkat dan berdampak positif pada mutu pembelajaran,” imbuhnya.

PGRI Cabang Tarogong Kidul. Ketua PGRI Cabang, H. Enung Parhanudin, S.Pd., M.M.,

Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari PGRI Cabang Tarogong Kidul. Ketua PGRI Cabang, H. Enung Parhanudin, S.Pd., M.M., menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif K2S dalam meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan semacam ini.

“Guru di sekolah lebih tahu kebutuhan siswanya dibandingkan orang lain. Karena itu, penyusunan soal sebaiknya dilakukan oleh guru sendiri agar sesuai dengan kompetensi dan karakteristik peserta didik,” tutur Enung.

Menurutnya, penyusunan soal oleh guru sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong asesmen berbasis satuan pendidikan. Selain mengukur kemampuan siswa, proses ini juga menjadi sarana refleksi bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

“Soal yang baik harus memiliki variasi tingkat kesulitan—mulai dari rendah, sedang, hingga tinggi (HOTS). Sekolah harus menjadi tim yang solid, dengan kerja sama kuat antara guru dan kepala sekolah,” tambahnya.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para guru semakin terampil dalam menyusun kisi-kisi dan soal yang berkualitas, sehingga asesmen di sekolah menjadi lebih bermakna, objektif, dan berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. ***Jajang Sukmana