GARUT — Sejarah panjang dunia pendidikan di Kabupaten Garut menyimpan banyak kisah menarik. Salah satunya adalah kisah perjalanan organisasi pendidikan yang telah mengalami berbagai perubahan nama dan struktur, bahkan sempat mencatatkan sejarah unik: adanya wakil kepala dinas pendidikan di tingkat kabupaten.
Sosok yang memahami betul dinamika perubahan itu adalah Drs. H. Engkur, SH., M.Si., Ketua Paguyuban Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Garut, sekaligus mantan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Karangpawitan. Selama 44 tahun mengabdi sebagai aparatur sipil negara, ia telah bertugas di 17 kecamatan dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut, dengan 24 tahun di antaranya menjabat di level kecamatan.
Pada Jumat, 24 Oktober 2025, H. Engkur berkunjung ke Kantor Pendidikan Kecamatan Garut Kota — tempat yang dahulu pernah ia pimpin. Dalam kesempatan itu, ia mengisahkan kembali perjalanan panjang struktur kelembagaan pendidikan Garut yang telah melewati empat kali perubahan nama dan sistem: dari KCD, UPTD, UPT, hingga Korwil.
“Dulu dinas pendidikan itu bernama cabang dinas yang menginduk pada provinsi. Di kecamatan disebut ranting dinas. Kemudian berubah menjadi Kantor Cabang Dinas (KCD), lalu UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas), kemudian UPT, dan terakhir menjadi Korwil,” tutur H. Engkur mengenang.
Menurutnya, perubahan besar mulai terjadi setelah reformasi tahun 2000, ketika kewenangan pendidikan daerah mulai diatur melalui otonomi. “Kalau dulu kepala cabang dinas itu struktural dan punya stempel, setelah jadi Korwil statusnya hanya tugas tambahan, sesuai Peraturan Bupati Garut Nomor 43 Tahun 2018,” jelasnya.
Menariknya, di masa transisi sekitar tahun 1984, Garut sempat memiliki dua lembaga yang mengurus pendidikan, yaitu Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Kandep) serta Dinas Pendidikan. Kandep saat itu dipimpin oleh Drs. H. Dardjo Sukardja, M.M, Sp, Th., sedangkan Dinas Pendidikan dipimpin oleh Dr. H. Maman Rusmana, M.Pd.
“Kandep mengurus hal yang bersifat edukatif, sementara Dinas Pendidikan mengelola 3M: Man (personalia), Money (keuangan), dan Material (sarana prasarana),” terang H. Engkur.
Karena adanya regulasi baru dari pemerintah pusat, kedua lembaga tersebut akhirnya dilebur menjadi satu. Dalam proses penyatuan itu, posisi Wakil Kepala Dinas Pendidikan sempat ada — menjadikan Garut satu-satunya kabupaten yang memiliki jabatan tersebut dalam sejarahnya. H. Dardjo kala itu menjadi Kepala Dinas, sementara H. Maman Rusmana menjabat sebagai wakil. Setelah H. Dardjo pensiun, tongkat estafet kepemimpinan berlanjut kepada H. Maman Rusmana hingga masa purnabaktinya.
Pandangan senada disampaikan juga oleh Dr. Budi Suhardiman, M.Pd., dalam tulisannya berjudul “Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dari Masa ke Masa.” Ia mencatat bahwa cikal bakal lembaga pendidikan di Garut sudah ada sejak tahun 1951.
Awalnya bernama HOC (Hove Onderwijs Cantor), kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi (KKI) pada 1951, berkantor di Jalan Papandayan. Tahun 1975 berubah menjadi Kantor Departemen (Kandep), lalu pada 1984 menjadi Kandep dan Dinas Pendidikan, dan sejak tahun 2000 secara resmi menjadi Dinas Pendidikan Kabupaten Garut yang bertanggung jawab langsung kepada bupati.
Berikut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dari Masa ke Masa:
- Drs. H. Dardjo Sukardja, M.M, Sp, Th.
- Dr. H. Maman Rusmana, M.Pd.
- Dra. Hj. Euis Tuti, S.E.
- Drs. H. Komar Mariyuana, M.M.Pd.
- Dra. Hj. Elka Nurhakimah, M.Si.
- Drs. H. Mahmud, M.Si, M.M.Pd.
- Drs. H. Dede Sutisna, M.Si.
- Drs. Jajat Darajat (Plt)
- Buldan Ali Djundjunan, S.H., M.Si. (Plt)
- Totong, S.Pd., M.Si.
- Dr. H. Suherman, M.Si. (Plt)
- Ade Manadin, S.Pd., M.Pd.
- H. Asep Wawan Budiman, S.Pd., M.Si.
Kini, Dinas Pendidikan Garut terus bertransformasi, menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman dan kebijakan nasional. Namun, sejarah panjangnya tetap menjadi pijakan kuat dalam membangun pendidikan yang berkualitas di masa depan. ***Jajang Sukmana



































