Persis Tarogong Gelar Tarhib & Targhib Ramadhan: Hikmah Puasa untuk Ketahanan Keluarga

0
63

Garut – Persis Tarogong menyelenggarakan acara Tarhib & Targhib Ramadhan di Aula Syihabudin Persis Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, pada Kamis, 28 Sya’ban 1446 H / 27 Februari 2025 M. Acara ini menghadirkan Dr. Daris Tamim, M.Pd., dosen Prodi BKPI Persis Garut, dengan tema “Hikmah Puasa untuk Ketahanan Keluarga.”

Dr. Daris membuka tausiah dengan serangkaian cerita nyata yang menggugah, seperti: Gerhana dan Cinta Terlarang! Aku Ingin Membunuhnya!; Aku Ingin Pakai Rok; Suamiku, Aku Rindu Pacarku; Aku Takut Jatuh Cinta Padamu, Ustadz!; Aku Benci Ibuku!; Tersesat di Tangkuban Parahu!; Tali Kasih; Maaf, Bapak Siapa? Aku Asye, Pak Ustadz; Pilihannya 1 dari 2: Menikah atau Titipkan Dia kepada Allah; Jika Kucing Itu Melahirkan, Anaknya Mirip Siapa?; Daripada Aku Menceraikanmu, Lebih Baik Kita Mati Bersama!; dan Aku Capek Dikhianati!

Cerita-cerita ini mencerminkan realitas permasalahan dalam rumah tangga, yang berpengaruh besar terhadap kondisi psikologis seseorang, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, termasuk jika ia seorang guru atau pendidik.

Dalam tausiahnya, Dr. Daris mengupas tentang sabar sebagai kunci ketahanan keluarga, yang dijelaskan dalam beberapa poin:

Sabar adalah amalan hati; Sabar adalah status, yang bersifat: Fluktuatif, mengikuti irama keimanan; dinamis, sesuai dengan perubahan situasi; Subjektif, tergantung pengalaman individu; Sabar bukan hasil akhir, melainkan proses yang harus dijalani; Sabar melahirkan karakter positif, seperti ikhlas, tawakal, tabah, lapang dada, logis, murah hati, toleran, dan menjaga kehormatan diri.

Dr. Daris menyoroti beberapa faktor penyebab ketidakpuasan dalam rumah tangga, di antaranya: Ekspektasi berlebihan terhadap pasangan; Kebiasaan membandingkan pasangan dengan orang lain; Bayangan masa lalu yang terus menghantui; dan Kurangnya kerelaan menerima pasangan apa adanya.

Ia juga membagikan kiat mengatasi kekecewaan, di antaranya: Berpikir positif bahwa tidak ada manusia yang sempurna; Gunakan cermin, bukan teropong! “Seseorang dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya, tetapi lupa akan kayu besar di matanya sendiri.” (HR. Adabul Mufrad No. 592, Shahih)

“Jadikan kekecewaan sebagai ujian cinta. Hubungan harmonis bukan berarti tanpa konflik, melainkan kemampuan menyelesaikan masalah bersama,” ujarnya.

Menurutnya, ubah perspektif tentang kecewa sebagai jeda dalam perjalanan cinta. Selama masih ada toleransi, perjuangkan dan pertahankan hubungan. “Jika semua upaya tak lagi bisa diintervensi, serahkan kepada Allah,” ucapnya.

Setelah tausiah, acara dilanjutkan dengan sosialisasi program Ramadhan bagi guru, bertemakan “Ramadhan Mensejahterakan Emosi.” Program ini bertujuan: Membantu peserta didik dalam mengelola emosi dalam kehidupan sehari-hari; Meningkatkan kesadaran diri dalam menghadapi tantangan hidup; Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam pengendalian emosi.

Kepala SDIT Persis Tarogong 1, Iyus Susanto, M.Pd., mengapresiasi acara ini yang dikemas dengan sederhana, tetapi penuh makna. “Diawali pembukaan, sambutan pimpinan pesantren, tausiah inspiratif, sosialisasi kegiatan Ramadhan, dan ramah tamah—semua berjalan dengan sangat baik,” ujarnya.

Acara ini diikuti oleh keluarga besar Persis Tarogong, dengan harapan dapat memperkuat ketahanan keluarga dalam menyambut bulan suci Ramadhan. ***Jajang Sukmana