BANDUNG, 2 Mei 2025 – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi menerbitkan Surat Edaran No. 43/PK.03.04/KESRA yang berisi sembilan langkah strategis dalam pembangunan pendidikan di Provinsi Jawa Barat. Langkah ini menjadi bagian dari visi besar menuju terwujudnya “Gapura Pancasila Waluya”, sebuah konsep pembentukan karakter peserta didik yang Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (benar), Pinter (cerdas), dan Singer (tangguh).
Dalam surat edaran tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menekankan pentingnya pembentukan karakter sejak dini melalui berbagai kebijakan konkret di satuan pendidikan, dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah.
Berikut sembilan langkah utama yang ditekankan:
Peningkatan Sarana Pendidikan: Penyediaan fasilitas belajar, termasuk toilet di dalam kelas, untuk menunjang kenyamanan dan kualitas proses belajar mengajar.
Peningkatan Kualitas Guru: Guru dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan anak dan memahami tujuan pendidikan nasional secara utuh.
Larangan Study Tour Berbiaya Tinggi: Sekolah dilarang menyelenggarakan piknik atau study tour yang membebani orang tua. Kegiatan diganti dengan aktivitas berbasis inovasi seperti pengelolaan sampah, pertanian organik, dan kewirausahaan.
Larangan Wisuda Seremonial: Wisuda di seluruh jenjang pendidikan dianggap tidak relevan secara akademik dan dilarang dilaksanakan.
Bekal Makan dan Budaya Menabung: Peserta didik dianjurkan membawa bekal dari rumah untuk mengurangi jajan dan mulai belajar menabung sebagai investasi masa depan.
Larangan Anak Bawa Kendaraan Bermotor: Peserta didik yang belum cukup umur dilarang membawa motor, dengan dorongan untuk menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki.
Penguatan Wawasan Kebangsaan: Kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka dan Paskibra diperkuat guna membentuk karakter cinta tanah air.
Pembinaan Peserta Didik Bermasalah: Pembinaan khusus bagi siswa dengan perilaku menyimpang akan dilakukan bersama orang tua, TNI, dan Polri.
Pendidikan Moral dan Spiritual: Peningkatan pendidikan agama sesuai keyakinan masing-masing siswa untuk membangun spiritualitas dan moralitas.
Gubernur Dedi Mulyadi menekankan bahwa kebijakan ini diambil demi menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral dan mental.
“Ini adalah bentuk kesungguhan kita membangun masa depan Jawa Barat melalui karakter peserta didik yang kuat,” ujar Gubernur Dedi. (*)