GARUT – Pak Maman (67) merupakan salah satu tukang parkir (jukir) di Kabupaten Garut yang tetap semangat bekerja demi menghidupi keluarganya. Saat ditemui teraskandaga.com pada Jumat, 2 Mei 2025, di lokasi tempatnya mangkal, ia mengungkapkan bahwa hasil dari pekerjaannya sebagai jukir cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya.
“Alhamdulillah, dari hasil sehari-hari sebagai tukang parkir bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak. Anak saya yang paling kecil sekarang duduk di bangku kelas 4 SD,” ujar Maman di sela-sela kesibukannya mengatur kendaraan.
Menurut Maman, penghasilan hariannya berkisar antara Rp40.000 hingga Rp80.000, tergantung dari ramai tidaknya kendaraan yang parkir. Namun, pada hari-hari tertentu seperti saat ada kegiatan besar, justru penghasilannya bisa menurun.
“Kalau seperti hari ini, ada keberangkatan ibadah haji, justru sepi kendaraan keluar masuk. Tarif parkir cuma Rp2.000 untuk roda dua dan roda empat. Tapi kadang ada juga pengendara mobil yang ngasih Rp5.000, tergantung orangnya,” tuturnya.
Maman juga menambahkan, setiap hari para jukir diwajibkan menyetor uang ke petugas Dinas Perhubungan (Dishub). Jumlah setorannya pun bervariasi.
“Setiap hari kami harus setor Rp30.000 ke petugas Dishub. Petugas biasanya datang mengambil langsung ke jukir. Tapi setoran tidak selalu sama, ada juga yang Rp50.000 per hari, tergantung ramai tidaknya lokasi parkir,” pungkas Maman, yang sehari-hari bertugas di depan Toko Paramount. (Iwan Setiawan)