OLeh : Enden
Abstrak
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memegang peran penting dalam pembentukan karakter peserta didik, khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun, dalam praktiknya, pendekatan pembelajaran yang digunakan masih cenderung bersifat permukaan (surface learning) yang menekankan hafalan daripada pemahaman mendalam. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya implementasi pendekatan deep learning dalam mata pelajaran PKn sebagai strategi pembelajaran yang mendorong pemahaman kritis, reflektif, dan aplikatif terhadap nilai-nilai kebangsaan dan karakter. Dengan pendekatan ini, peserta didik diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, demokrasi, dan hukum secara utuh serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan mencakup konsep deep learning, karakteristik pembelajaran PKn, serta strategi dan tantangan implementasinya di sekolah dasar dan menengah. Artikel ini merekomendasikan integrasi pendekatan deep learning dalam desain kurikulum dan pelatihan guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan karakter berbasis PKn di Indonesia.
Kata kunci: Deep learning, Pendidikan Kewarganegaraan, karakter, pendidikan dasar, pendidikan menengah
Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan wahana strategis dalam sistem pendidikan nasional untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, dan hukum kepada generasi muda. Di tengah arus globalisasi dan disrupsi digital yang semakin kompleks, tantangan pendidikan karakter menjadi semakin besar. Peserta didik tidak hanya dituntut untuk memahami konsep-konsep kewarganegaraan secara kognitif, tetapi juga harus mampu menginternalisasi dan menerapkannya dalam kehidupan sosial yang majemuk dan dinamis.
Saat ini, banyak sekolah dasar dan menengah masih menerapkan pembelajaran PKn dengan pendekatan konvensional yang berfokus pada hafalan teori dan kurang mendorong pemahaman yang mendalam. Akibatnya, nilai-nilai yang diajarkan dalam PKn tidak sepenuhnya membentuk karakter peserta didik secara utuh. Dalam konteks inilah, pendekatan deep learning menjadi sangat relevan.
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar menghafal fakta, tetapi melibatkan proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan refleksi kritis. Pendekatan ini dapat memperkuat keterlibatan peserta didik, meningkatkan pemahaman konseptual, serta memfasilitasi pembentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kewarganegaraan. Implementasi deep learning dalam PKn di tingkat dasar dan menengah menjadi kebutuhan mendesak untuk menciptakan warga negara yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan tanggung jawab sosial.
Pembahasan
- Konsep Deep Learning dalam Pendidikan
Deep learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konseptual, keterkaitan antargagasan, serta kemampuan reflektif dan aplikatif. Menurut Biggs dan Tang (2007), deep learning melibatkan proses aktif di mana peserta didik mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya, berpikir kritis, serta menyusun makna secara personal terhadap materi yang dipelajari.
Ciri utama dari pendekatan ini adalah:
- Keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran
- Fokus pada pemahaman makna, bukan sekadar menghafal
- Integrasi pengetahuan dalam konteks nyata
- Kemampuan berpikir kritis dan reflektif
- Pendidikan Kewarganegaraan dan Tantangan Pembelajaran
PKn di Indonesia berperan sebagai mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai luhur seperti Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Namun, tantangan dalam pembelajaran PKn adalah bagaimana menjadikan materi tersebut relevan dan bermakna bagi kehidupan peserta didik.
Tantangan utama antara lain:
- Pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered
- Penilaian yang berorientasi kognitif semata
- Kurangnya integrasi nilai-nilai karakter dalam praktik pembelajaran
- Minimnya pelatihan guru tentang strategi pembelajaran inovatif
- Strategi Implementasi Deep Learning dalam PKn
Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengimplementasikan deep learning dalam PKn antara lain:
- Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning): Peserta didik diajak meneliti isu-isu kewarganegaraan lokal dan global, lalu mempresentasikan solusinya.
- Studi kasus dan diskusi reflektif: Menggunakan peristiwa aktual sebagai bahan diskusi untuk membangun kesadaran kritis.
- Penilaian autentik: Seperti portofolio, jurnal reflektif, dan tugas aksi nyata.
- Kolaborasi lintas mata pelajaran: Misalnya mengaitkan PKn dengan IPS, Bahasa Indonesia, atau Seni Budaya untuk memperkaya konteks pembelajaran.
- Peran Guru dan Kurikulum
Guru berperan sebagai fasilitator yang menciptakan lingkungan belajar yang mendorong eksplorasi makna dan refleksi diri. Kurikulum harus memberikan ruang untuk pendekatan yang fleksibel dan kontekstual. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, hal ini sangat dimungkinkan melalui pembelajaran berbasis profil pelajar Pancasila.
Penutup
Implementasi pendekatan deep learning dalam mata pelajaran PKn pada tingkat pendidikan dasar dan menengah merupakan langkah strategis dalam memperkuat pembentukan karakter peserta didik. Dengan membangun pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kehidupan bernegara, peserta didik tidak hanya menjadi warga negara yang cerdas, tetapi juga berkarakter dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, diperlukan komitmen bersama dari guru, sekolah, dan pembuat kebijakan untuk mendesain pembelajaran PKn yang lebih kontekstual, reflektif, dan bermakna.
Daftar Pustaka
Biggs, J., & Tang, C. (2007). Teaching for Quality Learning at University. Open University Press.
Kemendikbud. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Hoskins, B., & Fredriksson, U. (2008). Learning to Learn: What is it and can it be measured?. European Commission.
Mulyasa, E. (2018). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.