Oleh: Koni Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd. (Pemgawas sekolah Disdik Kab. Garut)
- Latar Belakang :
Transformasi pendidikan di era digital dan deep learning menuntut kepala sekolah tidak hanya sebagai manajer, namun juga sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader). Dalam konteks tersebut, penting bagi satuan pendidikan untuk melakukan observasi kinerja kepala sekolah secara sistematis dan berbasis data guna memastikan kualitas pembelajaran berjalan optimal.
Namun, berdasarkan hasil pemantauan awal, ditemukan bahwa banyak satuan pendidikan masih mengalami kendala dalam melakukan observasi kinerja kepala sekolah, seperti:
– Kurangnya pemahaman terhadap indikator kinerja kepala sekolah.
– Lemahnya budaya reflektif dan kolaboratif antar pendidik.
– Minimnya praktik pendampingan berbasis coaching dan data.
Melalui praktik baik ini, dilakukan **pendampingan sistematis** kepada satuan pendidik (komite mutu atau guru senior) untuk mengembangkan keterampilan dalam melakukan observasi kinerja kepala sekolah menggunakan pendekatan deep learning dan kolaboratif.
- Tujuan Praktik Baik :
- Meningkatkan pemahaman pendidik tentang instrumen dan indikator observasi kinerja kepala sekolah.
- Mendorong terbentuknya budaya kolaboratif antara pendidik dan kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
- Menyediakan model pendampingan yang inovatif dan berbasis refleksi dengan pendekatan deep learning.
- Menghasilkan laporan observasi yang berbasis data, obyektif, dan digunakan sebagai dasar perbaikan berkelanjutan.
III. Metode STAR (Situation, Task, Action, Result)
S – Situation (Situasi) :
Satuan pendidikan di wilayah binaan belum optimal dalam melakukan observasi kinerja kepala sekolah secara kolaboratif dan berbasis instrumen mutu. Observasi masih bersifat administratif dan belum menyentuh aspek kepemimpinan pembelajaran.
S – Task (Tugas yang Dihadapi) :
– Membina satuan pendidik agar mampu melakukan observasi kinerja kepala sekolah.
– Meningkatkan literasi instrumen mutu kinerja kepala sekolah.
– Menumbuhkan refleksi dan diskusi dalam proses observasi.
A – Action (Tindakan yang Dilakukan) :
Dilakukan dalam 3 siklus pendampingan dan menggunakan 4 langkah kegiatan di tiap siklus:
3 Siklus Pendampingan
Siklus 1: Sosialisasi dan Literasi Instrumen
Langkah-langkah :
- 1. Identifikasi masalah : Observasi yang dilakukan belum berbasis instrumen kinerja.
- 2. Pelatihan awal : Memberikan pelatihan penggunaan instrumen EDS (Evaluasi Diri Sekolah) dan IKM (Instrumen Kinerja Manajerial).
- 3. Simulasi observasi : Pendidik melakukan simulasi mengamati praktik kepala sekolah.
- 4. Refleksi awal : Diskusi awal untuk menemukan area yang bisa dikembangkan.
Siklus 2 : Pendampingan dan Praktik Observasi
Langkah-langkah :
- Coaching dan mentoring : Dilakukan oleh pengawas atau fasilitator kepada guru senior.
- Observasi langsung : Guru melakukan observasi terhadap kegiatan kepala sekolah, misalnya dalam supervisi kelas, pengelolaan pembelajaran, dan budaya sekolah.
- Analisis data : Hasil observasi diolah dalam diskusi kelompok.
- Refleksi dan umpan balik : Memberikan feedback ke kepala sekolah secara profesional.
Siklus 3: Pemantapan dan Replikasi
Langkah-langkah:
- Pemetaan capaian : Membandingkan hasil observasi antar satuan pendidik.
- Diskusi penguatan praktik baik : Mengidentifikasi strategi sukses dari sekolah lain.
- Penyusunan rekomendasi perbaikan berkelanjutan.
- Replikasi model pendampingan ke sekolah lain.
- Result (Hasil yang Dicapai) :
– 85% pendidik memahami dan mampu menggunakan instrumen observasi kinerja kepala sekolah.
– Terbentuk 6 komunitas praktisi di tingkat gugus yang saling berbagi praktik baik observasi.
– Kepala sekolah menerima masukan berbasis data dan terbuka terhadap umpan balik.
– Terjadi peningkatan nilai mutu manajerial kepala sekolah (berdasarkan data EDS) sebesar rata-rata 12%.
Refleksi dan Rekomendasi:
Refleksi :
– Kolaborasi antara pendidik dan kepala sekolah bukan hanya memperkuat kepemimpinan, tetapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran yang reflektif dan adaptif.
– Tantangan awal berupa resistensi terhadap observasi dapat diatasi dengan komunikasi terbuka dan pelibatan aktif.
Rekomendasi :
- Pendampingan observasi kinerja sebaiknya menjadi bagian dari program pengembangan profesional guru.
- Perlu disediakan pelatihan rutin tentang evaluasi kinerja berbasis data.
- Model ini dapat dijadikan salah satu strategi supervisi kolaboratif lintas sekolah.
Dokumentasi Pendukung:
– Foto kegiatan pelatihan dan observasi.
– Contoh instrumen observasi (EDS dan IKM).
– Hasil refleksi dalam bentuk narasi dan grafik perkembangan.
– Video testimoni dari guru dan kepala sekolah.
VII. Daftar Pustaka:
- Kemendikbudristek. (2022). *Panduan Evaluasi Diri Sekolah dan Rapor Pendidikan*. Jakarta: Direktorat Jenderal GTK.
- Fullan, M. (2014). *The Principal: Three Keys to Maximizing Impact*. San Francisco: Jossey-Bass.
- Marzano, R. J. (2013). *Effective Supervision: Supporting the Art and Science of Teaching*. ASCD.
- Sugiyono. (2018). *Metode Penelitian Tindakan Kelas*. Bandung: Alfabeta.
5. OECD. (2020). *Leadership for 21st Century Learning*. Paris: OECD Publishing.




































