Praktik Baik, Let’s Talk!: Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Scientific Approach untuk Meningkatkan Kompetensi Berbicara Siswa Kelas 8 melalui Metode STAR dan Siklus Reflektif

0
66

Oleh: Koni Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd., (Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Garut)

LATAR BELAKANG

Kemampuan berbicara (speaking) dalam Bahasa Inggris merupakan salah satu keterampilan produktif yang sangat penting dikuasai oleh peserta didik abad 21. Namun, dalam kenyataan di kelas, siswa sering kali mengalami kendala dalam mengungkapkan ide secara lisan karena rasa malu, kurangnya kosakata, dan minimnya latihan berbicara yang bermakna.

Pendekatan Scientific dalam Kurikulum Merdeka memberi ruang untuk menciptakan pembelajaran berbasis *inquiry* dan *student-centered*. Namun, guru masih menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan pendekatan ini secara konkret dan menyenangkan di kelas, terutama dalam mengasah keterampilan berbicara siswa.

Untuk itu, praktik baik ini menawarkan sebuah inovasi sederhana namun berdampak, yaitu mengintegrasikan Scientific Approach ke dalam kegiatan berbicara Bahasa Inggris melalui metode STAR (Situation, Task, Action, Result) dan siklus reflektif yang memungkinkan siswa belajar aktif, kolaboratif, dan terus mengalami peningkatan secara berkelanjutan.

TUJUAN PRAKTIK BAIK

1. Meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa kelas 8 secara signifikan.

2. Mengintegrasikan pendekatan Scientific dalam kegiatan berbicara dengan menyenangkan dan bermakna.

3. Mendorong keaktifan siswa dalam praktik berbicara melalui metode STAR.

4. Menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian siswa untuk menyampaikan ide dalam Bahasa Inggris.

METODE: STAR (Situation, Task, Action, Result)

SITUATION (Situasi Awal)

Berdasarkan observasi awal di kelas 8 SMP Negeri X, diketahui bahwa:

– 75% siswa masih pasif saat sesi berbicara.

– Hanya 20% siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan kalimat lengkap.

– Siswa merasa gugup dan kurang percaya diri berbicara dalam Bahasa Inggris.

TASK (Tugas yang Dihadapi)

– Meningkatkan frekuensi dan kualitas partisipasi siswa dalam kegiatan speaking.

– Merancang pembelajaran yang mendorong siswa aktif berbicara dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

– Mengembangkan media dan strategi yang mendorong pembelajaran aktif dan menyenangkan.

ACTION (Tindakan yang Dilakukan)

Langkah 1: Observasi & Persiapan

– Mengidentifikasi tingkat kemampuan awal siswa melalui pre-test speaking.

– Merancang kegiatan berbasis *Scientific Approach*: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.

– Menyusun rubrik penilaian speaking yang sederhana dan komunikatif.

Langkah 2: Implementasi “Let’s Talk Corner

– Membuat sudut “Let’s Talk Corner” di kelas sebagai tempat latihan berbicara.

– Setiap minggu, siswa diberi tema speaking sederhana sesuai konteks kehidupan nyata (daily routines, hobbies, describing people).

– Kegiatan dilakukan dalam kelompok kecil agar lebih nyaman dan menstimulasi keberanian.

Langkah 3: Integrasi STAR dalam Speaking

–  Situation : Guru menyampaikan situasi nyata atau simulasi (misalnya: di toko, memperkenalkan diri, dll).

–  Task : Siswa diberi tugas membuat skrip sederhana sesuai konteks.

–  Action : Siswa mempraktikkan dialog/simulasi dalam kelompok.

–  Result : Siswa melakukan presentasi/simulasi secara terbuka dan mendapatkan umpan balik.

Langkah 4 : Refleksi dan Peningkatan

– Setelah setiap sesi speaking, siswa menulis refleksi (apa yang bisa mereka katakan, apa yang sulit).

– Guru memberi catatan perbaikan dan motivasi.

– Siswa diberi kesempatan mengulang di sesi berikutnya untuk peningkatan.

RESULT (HASIL YANG DICAPAI)

– Rata-rata skor speaking meningkat dari 62 (pra-intervensi) menjadi 82 (pasca-intervensi).

– Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan speaking meningkat dari 25% menjadi 85%.

– 90% siswa menunjukkan peningkatan rasa percaya diri berbicara di depan kelas.

– Lingkungan kelas menjadi lebih komunikatif, aktif, dan menyenangkan.

SISTEM SIKLUS: MODEL SIKLUS 4 TAHAP (PLAN – DO – CHECK – ACT)

Siklus 1: PLAN

– Menyusun perencanaan kegiatan “Let’s Talk”.

– Membuat instrumen asesmen awal.

Siklus 2: DO

– Melaksanakan kegiatan “Let’s Talk” tahap awal.

– Mengamati partisipasi dan merekam speaking siswa.

Siklus 3: CHECK

– Menganalisis hasil dan kendala.

– Refleksi bersama siswa.

Siklus 4: ACT

– Memodifikasi strategi (tema speaking diperluas, kelompok disesuaikan, media didiversifikasi).

– Melakukan siklus berulang untuk perbaikan berkelanjutan.

REFLEKSI DAN REKOMENDASI

Refleksi :

– Strategi ini efektif meningkatkan keberanian dan kelancaran berbicara.
– Scientific Approach mendorong pembelajaran bermakna dan kontekstual.

– Perlu penguatan dari sisi vocabulary dan grammar melalui latihan terintegrasi.

Rekomendasi:

– Strategi ini dapat diterapkan oleh guru lain di semua jenjang dengan penyesuaian tema dan konteks.

– Perlu dukungan media pembelajaran seperti video, kartu kata, dan audio.

– Perlu pelatihan guru untuk mengintegrasikan scientific approach dengan speaking secara kreatif.

DOKUMENTASI PENDUKUNG

– Video simulasi “Let’s Talk Corner”.

– Hasil pre-test dan post-test speaking siswa.

– Foto kegiatan siswa saat speaking.

– Refleksi siswa dalam bentuk jurnal harian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemendikbud. (2017). **Panduan Implementasi Pendekatan Scientific dalam Kurikulum 2013**. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Brown, H. D. (2007). **Principles of Language Learning and Teaching**. Pearson Education.

3. Harmer, J. (2007). **The Practice of English Language Teaching**. Pearson Longman.

4. Richards, J. C. (2008). **Teaching Listening and Speaking: From Theory to Practice**. Cambridge University Press.

5. Sugiyono. (2015). **Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)**. Bandung: Alfabeta.