Praktik Baik Pendamping Sekolah: Coaching untuk Aksi: Meningkatkan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menyusun Program Sekolah di SMPN 1 Bungbulang

0
48

Oleh: Eding, S.Pd. (Pengawas Sekolah Disdik Kab. Garut)

 

Latar Belakang

Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam pengembangan mutu pendidikan di satuan pendidikan. Salah satu tugas strategis kepala sekolah adalah menyusun program sekolah yang sistematis, terukur, dan berorientasi pada peningkatan kualitas layanan pendidikan.

Selain dituntut dapat Menyusun program secara sistematis juga harus mengacu pada sumber  yang jelas dan pasti. Selam aini program sekolah harus berorientasi pada capaian rapor Pendidikan istilah yang sudah tidak asing lagi di kurikulum Merdeka yakni Program Berbasis Data (PBD). Kepala sekolah dalam membuat atau Menyusun program harus berdasrkan rapor Pendidikan, mana yang menjadi prioritas utama yang harus dikembangkan dengan melakukan analisis rapor Pendidikan.

Kenyataan di lapangan kepala sekolah dalam menyusun program masih banyak yang menngunakan cara atau gaya lama tanpa memperhatikan intruksi dari aya yang seharusnya dilaksakan yang mengacu pada hasil capaian rapor Pendidikan. Indikator mana yang harus ditingkatkan, dikembangkan, dan dipertahankan.

Dalam pelaksanaannya, sebagian kepala sekolah masih menghadapi tantangan dalam merancang program yang sesuai dengan kebutuhan nyata sekolah. Untuk itu, metode coaching digunakan sebagai pendekatan pendampingan yang memberdayakan kepala sekolah agar mampu menyusun program secara mandiri, reflektif, dan berbasis data.

Tujuan Praktik Baik

Meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam menyusun program sekolah yang berkualitas melalui metode coaching yang terstruktur, berbasis data dan berorientasi pada pengembangan diri. Dengan pengembangan kompetensi kepala sekolah dalam mengelola Satuan Pendidikan yang tertata rapih serta terealisasi dengan akuntabel. Dengan pengelolan yang baik maka satuan Pendidikan akan lebih kondusip, terpercaya, aman dan nyaman dalam taranformasi Pendidikan. Itu semua merupakan harapan semua secara realita bukan hanya laporan yang dibuat-buat tidak sesuai fakta di lapangan dalam rangka mendukung tujuan Pendidikan nasional untuk mencapai visi Indonesia unggul dapat bersaing di dunia Pendidikan Internasional.

Metode STAR

1. Situation (Situasi)

Kepala sekolah menunjukkan kesulitan dalam merancang program sekolah yang menyeluruh dan strategis, baik dari sisi perumusan visi program, perencanaan kegiatan, maupun pengukuran capaian target. Sebagian besar masih menggunakan pola rutinitas tahunan tanpa analisis kebutuhan yang tajam serta berbasis data melalui analisis rapor pendidikan.

2. Task (Tugas yang Dihadapi)

Pendamping (coach) dihadapkan pada tugas untuk membantu kepala sekolah agar mampu menyusun program sekolah yang kontekstual, partisipatif, dan berdasarkan analisis data serta refleksi kritis. Strategi serta metode pendampingan yang dilaksanakan oleh pendamping sekolah perlu ada inovasi-inovasi untuk mengadaftasi pada kemajuan perkembangan jaman serta berpihak pada kebutuhan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendamping berupaya mencoba berbagai metode, salah satunya di sini dicoba dengan metode coahing dalam rangka pendampingan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah di bidang manajerial terutama dalam pengelolaan.

3. Action (Tindakan yang Dilakukan) – 4 Langkah Kegiatan

  • Langkah 1: Kontrak Coaching dan Penentuan Fokus
  • Menjalin kesepahaman dan membangun komitmen antara coach dan kepala sekolah.
  • Menetapkan fokus coaching: penyusunan program sekolah.
  • Menyiapkan sekernarya coahing dengn pertanyaan-pertanyaan pemantaik untuk menggali kompetensi yang dimiliki kepala sekolah.

 

  • Langkah 2: Eksplorasi dan Refleksi
  • Menggali kondisi eksisting dan tantangan penyusunan program sebelumnya.
  • Menggali kondisi nyata dilapangan yang selama ini dikerjakan oleh Kepala Sekolah.
  • Melakukan refleksi bersama terhadap kekuatan dan kelemahan pengembangan kepala sekolah dalam emnyusun program.
  • Menggalai apa saja faktor pendukung yang dapat memperkuat kompetensi Kepala Sekolah terkait pengelolaan bidang manajerial.
  • Menggali factor yang mempengaruhi atau tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sekolah terutama dalam pnyusunan program.
  • Mencoba memantik strategi atau Langkah apa yang dapat ditempuh serta diapaqndang efektif untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam Menyusun program satuan Pendidikan.
  • Langkah 3: Pengembangan Rencana Program Sekolah
  • Membantu kepala sekolah menyusun program yang SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, Berbasis Data,Time-bound).
  • Menggunakan tools seperti analis SWOT, analisis kebutuhan, meanalisis rapor pendidikan, mengutamakan prioritas utama, dan siklus perencanaan sekolah.
  • Memfasilitasi agar memanfaatkan potensi yang ada baik dari SDM maupun kesiapan Sarana Prasarana.
  • Memfasilitasi juga agar dalam penyusunan program iti melibatkan berbagai pihak (Guru, Tenaga Kependidikan, Orang Tua, Dunia Usaha, dan Dunia Industri)
  • Disesuikan juga dengan kondisi dan kultur lingkungan sekolah, sehingga tahu apa yang dibutuhkan oleh peseta didik.
  • Disesesuaikan dengan Tingkat kebutuhan local, Tingkat ekonomi masyarakat/orang tua pada umumnya
    • Langkah 4: Evaluasi dan Tindak Lanjut Coaching
    • Melakukan review hasil coaching dan program yang disusun.
    • Menyusun rencana tindak lanjut dan komitmen pelaksanaan program.
    • Menginventarisir keunggulan dan kekurangan dengan metode coahing.
    • Membanding cara penyusunan beberta tahun ke belakang dengan cara penyusunan yang dilakukan sekarang.

4. Result (Hasil yang Dicapai)

  • Kepala sekolah mampu menyusun dokumen program sekolah dengan sistematis, berbasis data, sesuai kebutuhan serta terstruktur.
  • Meningkatnya rasa percaya diri dan inisiatif kepala sekolah dalam merancang program.
  • Tercipta budaya reflektif, partisipatif dan kolaboratif dalam perencanaan program sekolah.
  • Tersusunnta program sekolah yang akuntabel, integritas tinggi, serta logis untuk diimplementasikan secara nyata.
  • Pengelolaan sekolah bidang majerial terselenggara dengan mengedepankan sifat jujur, logis, transfaran, kolaboratif, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Refleksi dan Rekomendasi

Refleksi:

Metode coaching efektif dalam memberdayakan kepala sekolah secara personal dan profesional. Melalui dialog reflektif dan eksplorasi mendalam, kepala sekolah mampu menemukan potensi dan solusi dalam menyusun program strategis sekolah.

Rekomendasi:

  • Perlu diterapkan pendekatan coaching secara berkelanjutan bagi kepala sekolah lainnya.
  • Perlunya pelatihan lanjutan terkait manajemen berbasis sekolah dan coaching leadership.
  • Diperlukan dokumentasi sistematis dari proses coaching sebagai model praktik baik.

Dokumentasi Pendukung

  • Foto sesi coaching antara pendamping dan kepala sekolah.
  • Draf program sekolah hasil coaching.
  • Lembar evaluasi dan refleksi pasca coaching.
  • Testimoni dari kepala sekolah tentang pengalaman coaching.

Daftar Pustaka

  1. Kemendikbud. (2020). Panduan Manajerial Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal GTK.
  2. Whitmore, J. (2017). Coaching for Performance. Nicholas Brealey Publishing.
  3. International Coach Federation (ICF). (2021). Core Competencies of Coaching.