Oleh: Suhartono, S.Pd.,M.Pd. (Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut)
Pengalaman belajar dalam konteks pembelajaran mendalam (deep learning) adalah proses aktif dan reflektif, peserta didik terlibat secara emosional, intelektual, dan fisik dalam kegiatan belajar yang bermakna. Dalam pembelajaran mendalam, pengalaman belajar tidak sekadar menyerap informasi, tetapi lebih kepada membangun pemahaman, mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta keterampilan hidup.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap krusial dalam perkembangan manusia. Pada masa ini, anak mengalami pertumbuhan pesat dalam aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, serta bahasa. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada jenjang ini harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan dan cara belajar anak. Salah satu pendekatan yang relevan dan bermakna bagi anak usia dini adalah pembelajaran mendalam (deep learning), yang memfokuskan pada keterlibatan aktif anak dalam proses belajar melalui pengalaman nyata.
Pembelajaran mendalam di PAUD bukanlah tentang capaian akademik yang tinggi atau penguasaan materi dalam jumlah besar, melainkan tentang bagaimana anak membangun pengetahuan melalui keterlibatan aktif dan refleksi terhadap pengalaman. Dalam konteks ini, anak tidak hanya mengetahui suatu informasi, tetapi memahaminya secara utuh melalui berbagai proses eksplorasi dan interaksi. Di sinilah pembelajaran menjadi mendalam, anak menghubungkan pengalaman dengan pemahaman, membangun konsep lewat interaksi nyata, dan melibatkan emosi serta rasa ingin tahu. Pembelajaran mendalam juga mendorong anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah sederhana, serta membentuk karakter dan kemandirian. Ini semua terjadi dalam suasana bermain yang menyenangkan, karena bermain merupakan dunia utama anak usia dini.
Manifestasi Pengalaman Belajar dalam Praktik Pembelajaran
- Kegiatan Berbasis Eksplorasi
Anak diajak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar secara langsung. Misalnya, saat mempelajari tema “Alam”, anak dapat mengamati daun, tanah, serangga, dan batuan. Guru memfasilitasi pengalaman ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu anak.
- Pembelajaran Kontekstual
Anak belajar melalui kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, belajar berhitung sambil berbelanja di pojok pasar, atau mengenal bentuk sambil membangun rumah-rumahan dari balok. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena anak terhubung dengan realitasnya.
- Proyek Mini
Anak dapat diajak dalam proyek kecil seperti membuat poster tentang hewan peliharaan, menanam tanaman di pot, atau membuat mainan dari barang bekas. Proyek ini menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, dan kreativitas.
- Refleksi melalui Ekspresi Diri
Setelah belajar, anak diberi kesempatan untuk menggambar, menceritakan pengalaman, atau bermain peran. Hal ini membantu anak mengolah informasi dan menyimpannya dalam ingatan jangka panjang.
- Peran Guru sebagai Fasilitator
Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi hadir sebagai pendamping yang memperhatikan minat anak, memberi stimulus pertanyaan terbuka, dan merancang lingkungan belajar yang memancing eksplorasi. Guru menjadi fasilitator yang cermat dalam mendampingi proses berpikir anak dengan penuh empati.
Contoh pengalaman belajar dalam pembelajaran mendalam berdasarkan tema PAUD :
- Tema : Binatang
- Kegiatan : Mengamati ikan di akuarium atau membawa hewan peliharaan.
- Pengalaman Belajar Mendalam:
- Anak belajar mengenal ciri-ciri hewan, kebiasaan makan, dan habitat.
- Guru membimbing diskusi dan menstimulasi rasa ingin tahu.
- Anak bisa menggambar hewan favorit dan menceritakan kebiasaannya.
- Muncul pemahaman tentang keberagaman makhluk hidup dan cara merawatnya.
Pembelajaran mendalam di PAUD bukanlah sesuatu yang rumit atau teknis, melainkan tentang bagaimana pengalaman belajar anak menjadi bermakna dan mengakar. Pembelajaran mendalam pada jenjang PAUD memerlukan pendekatan yang berfokus pada anak sebagai subjek belajar. Dengan menghadirkan pengalaman belajar yang kontekstual, eksploratif, dan reflektif, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan cara berpikir, sikap, dan keterampilan yang esensial bagi kehidupannya kelak. Guru memiliki peran strategis untuk memastikan setiap pengalaman belajar menjadi bermakna, menyenangkan, dan mendalam bagi anak. (*)