Oleh: Siti Nuraini, S.Pd.,M.Pd. (Pendamping Satuan Pendidikan)
Abstraks
Pendidikan modern menuntut lebih dari sekadar hafalan; ia menuntut pemahaman mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan fleksibilitas kognitif. Dalam konteks ini, pembelajaran deep learning menjadi pendekatan yang semakin relevan. Namun, implementasinya menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah pola pikir peserta didik. Artikel ini mengkaji pentingnya menanamkan growth mindset atau pola pikir bertumbuh pada peserta didik agar mampu menjalani proses deep learning secara efektif. Dengan landasan teoretis dan kajian literatur, artikel ini menekankan bahwa growth mindset bukan hanya meningkatkan motivasi belajar, tetapi juga mendorong peserta didik untuk berani menghadapi kesulitan, melihat kegagalan sebagai peluang belajar, serta memperkuat ketahanan mental dalam proses pembelajaran jangka panjang.
Transformasi pendidikan di era digital membawa perubahan besar dalam cara peserta didik memperoleh dan mengolah informasi. Salah satu pendekatan yang menjadi perhatian adalah deep learning, yaitu pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam, keterkaitan antar konsep, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata. Namun, pendekatan ini memerlukan kesiapan mental peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara psikologis.
Di sinilah peran pola pikir bertumbuh atau growth mindset menjadi krusial. Konsep yang diperkenalkan oleh Carol Dweck ini menekankan bahwa kemampuan individu tidaklah tetap, melainkan dapat berkembang melalui usaha, strategi, dan bantuan dari orang lain. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik dengan growth mindset cenderung lebih terbuka terhadap tantangan, tidak mudah menyerah, serta memiliki motivasi intrinsik untuk terus belajar.
Sayangnya, sistem pendidikan konvensional sering kali masih menekankan hasil akhir (nilai) dibandingkan proses belajar itu sendiri. Akibatnya, peserta didik menjadi takut gagal, enggan mencoba hal baru, dan lebih memilih zona nyaman. Hal ini tentu menjadi penghambat dalam implementasi deep learning yang justru menuntut keberanian untuk mengeksplorasi, melakukan kesalahan, dan belajar dari pengalaman.
Maka dari itu, penting bagi guru, pembuat kebijakan, dan orang tua untuk menanamkan growth mindset sebagai fondasi pembelajaran, terlebih dalam pendekatan deep learning. Dengan begitu, peserta didik tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga resilien, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan.
Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan intelektual dan keterampilan seseorang tidak bersifat tetap, melainkan dapat berkembang melalui usaha, strategi yang tepat, dan bimbingan dari lingkungan. Bagi peserta didik, konsep ini memiliki dampak yang signifikan terhadap cara mereka menghadapi tantangan, kesulitan, dan kegagalan dalam proses belajar.
Beberapa karakteristik peserta didik yang memiliki growth mindset antara lain:
- Tidak takut gagal, karena kegagalan dianggap sebagai bagian dari proses belajar.
- Berani mengambil risiko akademik, seperti mencoba menyelesaikan soal sulit atau mengeksplorasi ide baru.
- Memiliki motivasi intrinsik, yaitu semangat belajar yang datang dari dalam diri, bukan semata-mata karena dorongan nilai atau penghargaan.
- Menerima kritik sebagai umpan balik, bukan sebagai serangan pribadi.
- Konsisten dalam berusaha, bahkan saat mengalami hambatan atau kemunduran.
Dalam konteks pembelajaran deep learning, peserta didik tidak hanya dituntut untuk mengingat informasi, tetapi juga untuk menghubungkan konsep, berpikir kritis, memecahkan masalah secara kolaboratif, dan merefleksikan proses belajarnya sendiri. Semua hal tersebut membutuhkan mentalitas yang terbuka dan tidak takut untuk terus mencoba.
Peserta didik dengan growth mindset lebih siap menghadapi pendekatan deep learning karena mereka:
- Lebih tahan terhadap tekanan akademik yang tinggi.
- Cenderung memiliki metacognition yang lebih baik—mereka memahami cara mereka belajar dan dapat memperbaikinya.
- Lebih mampu belajar secara mandiri dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka.
- Tidak mudah putus asa jika belum memahami suatu konsep, tetapi terus mencari jalan sampai menemukan pemahaman yang tepat.
Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menumbuhkan lingkungan kelas yang mendukung pertumbuhan pola pikir ini. Guru bisa memberikan pujian atas usaha (bukan hanya hasil), memberikan kesempatan refleksi, serta menyediakan tantangan yang bermakna dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Menanamkan pola pikir bertumbuh pada peserta didik bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan dalam era pembelajaran modern yang kompleks. Growth mindset memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkembang, berproses, dan menghargai usaha dalam mencapai pemahaman yang mendalam. Dalam konteks deep learning, hal ini menjadi fondasi penting yang mendukung keberhasilan jangka panjang dalam pembelajaran. Sudah saatnya dunia pendidikan beralih dari pola pikir tetap (fixed mindset) menuju budaya belajar yang dinamis, kolaboratif, dan berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.
Hattie, J., & Donoghue, G. (2016). Learning strategies: A synthesis and conceptual model. npj Science of Learning, 1(1), 1-13.
Martinez, M. E. (2010). Learning and Cognition: The Design of the Mind. Merrill/Pearson.
National Research Council. (2000). How People Learn: Brain, Mind, Experience, and School: Expanded Edition. Washington, DC: The National Academies Press.
Ricci, M. C. (2013). Mindsets in the Classroom: Building a Culture of Success and Student Achievement in Schools. Prufrock Press Inc.