Oleh: Imas Komariah, S.Pd., M.Pd.
Konsep Matematika paling mendasar, yang mencakup operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, merupakan fondasi bagi pemahaman konsep matematika yang lebih kompleks di masa depan. Namun, bagi sebagian siswa, proses penguasaan fondasi ini bisa menjadi tantangan. Metode pembelajaran konvensional seringkali kurang mampu mengakomodasi perbedaan individual dalam kecepatan belajar dan gaya pemahaman. Di sinilah pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) menawarkan solusi inovatif dan transformatif.
Pendekatan Deep Learning dalam konteks ini merujuk pada proses belajar yang mendalam dan bermakna yang berfokus pada pemahaman konsep secara menyeluruh, bukan sekadar menghafal prosedur. Pendekatan ini menekankan pada pembangunan pemahaman yang kuat tentang mengapa suatu operasi bekerja, bukan hanya bagaimana melakukannya.
Karakteristik Utama Pembelajaran Matematika Dasar dengan Pendekatan Deep Learning:
- Pemahaman Konseptual yang Mendalam: Fokus utama bukan pada menghafal rumus atau algoritma, melainkan pada pemahaman konsep di balik setiap operasi hitung. Misalnya, dalam penjumlahan, siswa tidak hanya belajar menjumlahkan angka, tetapi juga memahami konsep penggabungan kuantitas. Dalam perkalian, mereka memahami sebagai penjumlahan berulang.
- Pembelajaran Aktif dan Eksploratif: Siswa didorong untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran melalui eksplorasi, manipulasi objek nyata (misalnya, kancing, balok), dan visualisasi. Mereka diajak untuk menemukan pola dan hubungan matematika sendiri, bukan hanya menerima informasi secara pasif.
- Penggunaan Representasi Ganda: Konsep matematika diajarkan melalui berbagai representasi, seperti konkret (benda nyata), piktorial (gambar), dan simbolik (angka dan simbol operasi). Hal ini membantu siswa membangun pemahaman yang lebih komprehensif dan menghubungkan konsep abstrak dengan pengalaman nyata.
- Pemecahan Masalah Kontekstual: Operasi hitung dasar dipelajari dalam konteks masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini membantu mereka memahami aplikasi praktis matematika dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta problem-solving.
- Koneksi Antar Konsep: Pembelajaran tidak dilakukan secara terpisah-pisah. Siswa didorong untuk melihat hubungan antara berbagai operasi hitung dasar. Misalnya, memahami bahwa pengurangan adalah invers (lawan) dari penjumlahan, dan pembagian adalah invers (kebalikan) dari perkalian.
- Refleksi dan Metakognisi: Siswa diajak untuk merefleksikan proses berpikir mereka sendiri, mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi, dan mengembangkan strategi belajar yang efektif. Ini membantu mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan sadar akan proses belajar mereka.
- Pembelajaran yang Berdiferensiasi: Pendekatan Deep Learning mengakui bahwa setiap siswa memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa, memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Manfaat Menerapkan Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran Matematika Dasar:
- Pemahaman yang Lebih Kuat dan Tahan Lama: Ketika siswa memahami konsep secara mendalam, pengetahuan mereka cenderung lebih tahan lama dan tidak mudah dilupakan.
- Kemampuan Transfer Pengetahuan yang Lebih Baik: Pemahaman konseptual memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang berbeda dan memecahkan masalah yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
- Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Problem-Solving: Pembelajaran aktif dan eksploratif mendorong siswa untuk berpikir secara logis, menganalisis informasi, dan menemukan solusi untuk masalah.
- Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan: Ketika siswa merasa memahami dan berhasil dalam belajar, motivasi dan minat mereka terhadap matematika akan meningkat.
- Fondasi yang Kokoh untuk Pembelajaran Matematika Lanjutan: Pemahaman yang kuat tentang operasi hitung dasar akan memudahkan siswa dalam mempelajari konsep matematika yang lebih kompleks di jenjang pendidikan selanjutnya.
Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran Matematika Dasar:
- Penggunaan Alat Peraga dan Manipulatif: Guru menggunakan benda-benda konkret untuk memvisualisasikan konsep matematika.
- Diskusi dan Kolaborasi Kelompok: Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan berbagi pemahaman mereka.
- Aktivitas Eksplorasi dan Penemuan Terbimbing: Guru memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep matematika melalui aktivitas yang terstruktur.
- Penggunaan Cerita dan Konteks Nyata: Konsep matematika disajikan dalam konteks cerita atau situasi kehidupan sehari-hari yang menarik bagi siswa.
- Penilaian Formatif yang Berkelanjutan: Guru secara teratur memantau pemahaman siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk mendukung proses belajar mereka.
Kesimpulan:
Pendekatan Deep Learning dalam pembelajaran matematika dasar bukan sekadar metode pengajaran, melainkan sebuah filosofi yang menekankan pada pemahaman yang mendalam, keterlibatan aktif, dan koneksi yang bermakna. Dengan fokus pada pembangunan fondasi yang kuat melalui pemahaman konseptual, representasi ganda, dan pemecahan masalah kontekstual, pendekatan ini memberdayakan siswa untuk tidak hanya menguasai operasi hitung dasar, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan matematika di masa depan. Menerapkan prinsip-prinsip Deep Learning dalam pembelajaran matematika dasar adalah investasi penting dalam membentuk generasi yang literat matematika dan mampu berpikir secara logis.
Daftar Pustaka:
- Bransford, J. D., Brown, A. L., & Cocking, R. R. (Eds.). (2000). How people learn: Brain, mind, experience, and school. National Academy Press.
- Donovan, M. S., Bransford, J. D., & Pellegrino, J. W. (Eds.). (1999). How people learn: Bridging research and practice. National Academy Press.
- Hiebert, J., Carpenter, T. P., Fennema, E., Fuson, K. C., Wearne, D., Murray, H., … & Human, P. (1997). Making sense: Teaching and learning mathematics with understanding. Heinemann.
- Marton, F., & Säljö, R. (1976). On qualitative differences in learning: I—Outcome and process. British Journal of Educational Psychology, 46(1), 4-11.
- National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and standards for school mathematics. NCTM.
- Skemp, R. R. (1976). Relational understanding and instrumental understanding. Mathematics Teaching, 77(1), 20-26.
- Wiggins, G. P., & McTighe, J. (2005). Understanding by design. Association for Supervision and Curriculum Development.