Transformasi Pembelajaran Present Tense: Strategi Kreatif Mengajarkan Present Tense di Kelas

0
54

Oleh: Cucu Yulianti K, S.Pd.,M.Pd

 

Abstrak

Present tense adalah salah satu struktur tata bahasa dasar yang wajib dikuasai oleh peserta didik  dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Namun, kenyataannya, banyak peserta didik merasa kesulitan dan tidak tertarik mempelajari bentuk ini karena dianggap rumit dan membosankan. Artikel ini menawarkan berbagai strategi menarik dan menyenangkan dalam mengajarkan present tense, seperti permainan bahasa, penggunaan lagu dan video, storytelling, serta pendekatan berbasis proyek. Dengan menciptakan pengalaman belajar yang kontekstual dan bermakna, pembelajaran present tense menjadi lebih mudah dipahami dan mengasyikkan. Artikel ini juga menyajikan praktik nyata di kelas, yang menunjukkan bahwa strategi kreatif dapat meningkatkan partisipasi dan pemahaman peserta didik terhadap penggunaan present tense dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: present tense, pembelajaran Bahasa Inggris, strategi kreatif, pembelajaran aktif, praktik kelas

 

  1. Pendahuluan

Present tense merupakan bagian dari struktur dasar Bahasa Inggris yang sangat penting karena digunakan untuk menyatakan rutinitas, fakta, dan keadaan yang berlangsung saat ini. Namun, pembelajaran bentuk ini seringkali dianggap kurang menarik oleh peserta didik karena disajikan dengan pendekatan hafalan rumus yang kaku. Di era Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kontekstual, dan menyenangkan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang mampu mengubah pembelajaran present tense menjadi kegiatan yang dinamis dan bermakna.

 

  1. Pembahasan

2.1. Mengapa Present Tense Sulit Dikuasai?

Beberapa faktor yang menyebabkan siswa kesulitan mempelajari present tense antara lain:

  • Ketidaktahuan kapan dan mengapa bentuk ini digunakan
  • Kebingungan membedakan antara bentuk singular dan plural (misalnya: he eats vs they eat)
  • Kurangnya praktik dalam konteks kehidupan nyata
  • Ketika guru hanya memberikan rumus dan latihan soal, peserta didik cenderung pasif dan mudah lupa.

2.2. Strategi Kreatif yang Diterapkan di Kelas

Dalam praktik pembelajaran yang dilaksanakan pada jenjang SMP, penulis mencoba menerapkan beberapa pendekatan kreatif diantaranya:

  1. a) Permainan “Daily Routine Bingo”

Pada permainan ini peserta didik diberikan lembar bingo berisi aktivitas harian seperti eat breakfast, go to school, watch TV, dll. Guru membacakan kalimat dalam simple present tense seperti “I eat breakfast at 6 a.m.” Peserta didik menandai jika aktivitas itu ada di kertas mereka. Permainan ini membangun keterampilan mendengarkan dan pengenalan pola kalimat.

  1. b) Proyek Mini “My Daily Life Poster”

Peserta didik diminta membuat poster berisi kegiatan harian mereka dari pagi hingga malam dalam bentuk kalimat present tense. Poster tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas. Aktivitas ini menuntut peserta didik untuk  menggunakan grammar secara kreatif dan meningkatkan kepercayaan dirinya dalam berbicara.

  1. c) Role Play “Interview Your Friend”

Peserta didik berpasangan dan melakukan wawancara tentang rutinitas masing-masing dengan pertanyaan seperti “What time do you wake up?” atau “Do you help your parents at home?” Hasil wawancara kemudian dituliskan dalam bentuk teks pendek. Metode ini memperkuat kemampuan menyusun kalimat dan penggunaan grammar secara alami dalam interaksi. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada kelas yang lebih tinggi.

  1. d) Lagu “The Daily Routines Song”

Guru memperdengarkan lagu anak-anak bertema rutinitas harian. Peserta didik mendengarkan dan mengisi bagian yang kosong (fill in the blanks). Aktivitas ini menyenangkan dan membantu peserta didik memahami pola kalimat melalui irama.

2.3. Dampak terhadap Pembelajaran

Dari penerapan strategi-strategi di atas memberikan dampak positif, antara lain:

  • Pembelajaran tidak monoton dan membosankan.
  • Peserta didik lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran
  • Peningkatan pemahaman terhadap bentuk dan fungsi present tense
  • Peserta didik lebih percaya diri menggunakan kalimat dalam kehidupan nyata
  • Terjadi pergeseran dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik (student-centered learning)

 

  1. Penutup

Pengalaman di kelas menunjukkan bahwa pembelajaran present tense dapat dibuat lebih menarik dan bermakna dengan strategi kreatif seperti permainan, proyek mini, role play, dan lagu. Kegiatan ini tidak hanya mengaktifkan peserta didik secara kognitif, tetapi juga secara emosional dan sosial. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya mampu menghafal rumus, tetapi juga memahami kapan dan bagaimana present tense digunakan dalam konteks yang nyata.

 

Daftar Pustaka

  • Harmer, J. (2007). How to Teach English. Pearson Longman.
  • Thornbury, S. (1999). How to Teach Grammar. Longman.
  • Ur, P. (2012). A Course in Language Teaching: Practice and Theory. Cambridge University Press.
  • Brown, H. D. (2001). Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. Longman.
  • Kemendikbudristek. (2022). Panduan Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal GTK.