Oleh: Enang Cuhendi, Pengawas Satuan Pendidikan Disdik Kab. Garut
Kemanunggalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan rakyat merupakan salah satu fondasi utama kekuatan bangsa Indonesia. Hubungan erat ini telah terjalin sejak masa perjuangan kemerdekaan dan terus menjadi pilar utama dalam menjaga kedaulatan serta stabilitas negara.
Pada masa penjajahan, TNI yang pada awalnya adalah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) lahir dari perjuangan rakyat melawan penjajah. Kemanunggalan ini terlihat jelas ketika rakyat tidak hanya sebagai pendukung tetapi juga sebagai bagian aktif dalam strategi dan operasi perjuangan. Para pejuang TNI mengandalkan dukungan rakyat untuk pengintaian, logistik, dan penyembunyian.
Memasuki masa orde lama dan orde baru, konsep kemanunggalan TNI-rakyat tetap dipertahankan dan dikembangkan melalui program-program seperti kewilayahan dan pembinaan teritorial. TNI tidak hanya bertindak sebagai alat pertahanan, tetapi juga ikut serta dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat, seperti pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini memperkuat hubungan emosional dan sosial antara TNI dan rakyat.
Sebagai tentara rakyat, TNI tidak hanya bertugas di bidang pertahanan dan keamanan, tetapi juga ikut berperan dalam pembangunan nasional, terutama di daerah pedesaan yang masih tertinggal.
Dari semangat inilah muncul berbagai program bakti TNI kepada rakyat, termasuk ABRI Masuk Desa (AMD)pada 1970-an sampai dengan 1998, Tentara Masuk Desa (TMD) dari 1998 sampai dengan 2000, dan akhirnya sejak tahun 2000, TNI AD meluncurkan kembali program pembangunan pedesaan dengan nama baru, yaitu Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Istilah “Manunggal” dalam TMMD diambil dari bahasa Jawa yang berarti menyatu, mencerminkan kemanunggalan TNI dan rakyat dalam membangun negeri.
Lebih lanjut, selama krisis dan bencana, kemanunggalan ini semakin nyata. TNI menjadi garda terdepan dalam aksi kemanusiaan, membantu evakuasi dan pembangunan kembali pasca-bencana. Keberadaan TNI yang selalu dekat dengan rakyat menjadikan kepercayaan dan dukungan masyarakat semakin kokoh.
Kemanunggalan TNI dengan rakyat juga terwujud dalam nilai-nilai gotong royong, solidaritas, dan kebersamaan yang senantiasa dijunjung dalam setiap langkah TNI. Sinergi ini membentuk kekuatan moral dan fisik yang tak tergoyahkan dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa.
Sejarah telah membuktikan bahwa kemanunggalan TNI dengan rakyat adalah kunci kekuatan bangsa Indonesia. Keterpaduan ini bukan hanya soal strategi militer, tetapi juga jalinan emosional dan sosial yang melibatkan partisipasi aktif rakyat dalam setiap aspek perjuangan dan pembangunan. Menjaga dan memperkuat kemanunggalan ini adalah tanggung jawab bersama untuk mempertahankan kedaulatan, persatuan, dan kemajuan Indonesia. Kemanunggalan TNI dengan rakyat bukan sekadar sejarah, melainkan warisan berharga yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Dirgahayu TNI ke-80! TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju! (*)