Korwil Bidang Pendidikan Tarogong Kidul Gelar Pembinaan PTK untuk 40 Satuan Pendidikan

0
137

Garut, 4 Februari 2025 – Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga pendidik, Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Tarogong Kidul menggelar Pembinaan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) bagi 40 satuan pendidikan di wilayahnya. Kegiatan yang berlangsung di Aula PGRI Cabang Tarogong Kidul ini mengusung tema “Profesionalisme PTK Menuju Pendidikan Maju Indonesia Hebat”.

Hadir dalam acara ini Kasi Kurikulum Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Bambang Sumpena, S.Pd., M.Pd., Koordinator Pengawas Sekolah, Elin Ruslina, S.Pd., M.Pd., serta Pengawas Sekolah, Ida Siti Faridah, M.Pd., dan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Tarogong Kidul, Ajat Sudrajat, S.Pd., M.Pd., yang turut menyampaikan materi penting mengenai Penguatan Karakter dan Budaya Sekolah.

Dalam pemaparannya, Ajat Sudrajat menekankan bahwa penguatan karakter dan budaya sekolah merupakan faktor utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta berorientasi pada nilai-nilai moral dan sosial.

1. Konsep Penguatan Karakter di Sekolah
Pendidikan karakter bertujuan mencetak siswa yang tak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki etika dan moral yang baik. Lima nilai utama yang ditekankan dalam pendidikan karakter meliputi:
Religius (Menanamkan keimanan dan ketakwaan dalam keseharian); Nasionalisme (Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan); Integritas (Membangun kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab); Gotong Royong (Mendorong kepedulian dan kerja sama); Mandiri (Membentuk kemandirian dan percaya diri).

2. Strategi Implementasi Penguatan Karakter di Sekolah
Agar nilai-nilai karakter dapat diterapkan secara efektif, sekolah perlu menerapkan berbagai strategi, antara lain:
Integrasi dalam pembelajaran (Guru mengajarkan nilai-nilai karakter melalui semua mata pelajaran); Pembiasaan dan keteladanan (Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan menjadi contoh nyata bagi siswa); Kegiatan ekstrakurikuler (Siswa dilibatkan dalam organisasi seperti Pramuka, OSIS, dan kegiatan sosial); Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif (Sekolah harus bebas dari perundungan dan diskriminasi).

3. Budaya Sekolah sebagai Wadah Pembentukan Karakter
Budaya sekolah yang baik dapat menjadi sarana pembentukan karakter siswa. Beberapa budaya yang dapat diterapkan antara lain:

Budaya Disiplin (Menegakkan aturan terkait waktu dan tanggung jawab); Budaya Literasi (Membiasakan membaca sebelum memulai pembelajaran); Budaya Bersih dan Sehat (Menggalakkan program Jumat Bersih dan kantin sehat); Budaya Gotong Royong (Mengajak siswa aktif dalam kegiatan sosial); Budaya Anti Perundungan (Menerapkan program pencegahan bullying di sekolah).

4. Peran Kepala Sekolah dalam Penguatan Karakter
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki peran penting dalam memastikan penguatan karakter berjalan dengan optimal. Beberapa peran tersebut meliputi: Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan; Menyusun kebijakan sekolah yang berorientasi pada pendidikan karakter; Membangun kolaborasi dengan guru, orang tua, dan masyarakat; Memonitor dan mengevaluasi program karakter di sekolah.

5. Evaluasi dan Monitoring Program Penguatan Karakter
Untuk memastikan program berjalan dengan baik, sekolah perlu melakukan evaluasi melalui: Observasi keseharian siswa, Refleksi dari guru mengenai perkembangan karakter siswa, Survei kepuasan orang tua terkait pembinaan karakter, Dokumentasi dan laporan perkembangan karakter siswa.

“Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan tenaga pendidik di 40 satuan pendidikan semakin profesional dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya penguatan karakter dan budaya sekolah. Kolaborasi antara guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan pendidikan yang maju dan berdaya saing untuk Indonesia Hebat,” tandas Ajat Sudrajat. ***Jajang Sukmana