Workshop Transformasi Pendidikan Untuk Mewujudkan Sekolah Berkualitas di Kecamatan Garut Kota

0
196
Priatna Repelita, S.Pd., M.Pd (Sekretaris Umum PGRI Cabang), Asep Saepul Mukti, S.Pd., Suwarso, S.Ag., M.Pd. (Ketua K2S), Rahmat, S.Pd (Ketua PGRI Cabang), Ajat Sudrajat, S.Pd., M.Pd (Pj Korwil), Pudin, S.Pd., M.Pd (Korwas SD), Sudrajat Cahya Gumilar, S.Pd., M.Pd., Herman Suhardiman, S.Pd., M.Pd., dan Usep, S.Pd., M.Pd., MCE.

teraskandaga.com – Serentak se-Kabupaten Garut, dinas pendidikan melakukan transformasi pendidikan untuk mewujudkan sekolah berkualitas tahun pelajaran 2024-2025, dan untuk pelaksanaannya dikemas dalam bentuk workshop atau Bimbingan dan Latihan (Bimlat).

Di lingkungan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Garut Kota misalnya, tema yang diusungnya “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Inovasi, Kolaborasi serta Berbagi Praktik Baik”, dengan melibatkan sebanyak 138 guru kelas 1 serta kelas 4 yang dilaksanakan selama dua hari, yaitu, tanggal 10 dan 12 Juli 2024 di Gedung PGRI Cabang, Jl. Jend. Sudirman No. 1, Kelurahan Kota Kulon, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Workshop dibuka bersama-sama oleh Pj Korwil, Ajat Sudrajat, S.Pd., M.Pd., Ketua PGRI Cabang, Rahmat, S.Pd., Koordinator Pengawas SD, Pudin, S.Pd., M.Pd., Ketua K2S, Suwarso, S.Ag., M.Pd., dengan moderator, Sudrajat Cahya Gumilar, S.Pd., M.Pd., dan pengatur acara, Asep Saepul Mukti, S.Pd., pada Rabu (10/7/2024).

Ketua pelaksana, Suwarso, S.Ag., M.Pd., menyampaikan, di tahun ajaran 2024-2025 semua kelas 1, dan kelas 4 wajib menerapkan kurikulum merdeka, sehingga bagi satuan pendidikan yang belum harus move on.

“Mudah-mudahan semua bisa move on, untuk biasa melaksanakan kurikulum merdeka, dan bagi perwakilan peserta workshop ini nantinya informasi dan ilmu yang didapatkannya disampaikan kembali kepada teman-teman selevelnya,” harapnya.

Pihaknya juga mengharapkan semua guru agar terus menerus mengikuti dan mempelajari kurikulum merdeka.

Sementara menurut Ketua PGRI Cabang, Rahmat, S.Pd., mengatakan, guru di zaman sekarang sangat dibutuhkan melek teknologi, harus bisa bersinergi dan berkolaborasi diantara guru dengan guru, serta mau berubah, juga harus punya keberanian untuk menjadi sekolah yang berkualitas, bukan kuantitas.

Menurutnya, untuk menjadi berkualitas itu pasti mahal, dan tidak gampang dalam melakukan perubahan, tapi kualitas itu akan menghasilkan sebuah presisi yang bagus, kokoh dan baik, serta awet.

Ia mencontohkan antara sepatu original dengan barang tiruan (KW), meski model dan segala sesuatu sama, tapi kekuatan dan nilainya berbeda. Begitu juga dengan satuan pendidikan, sekolah swasta misalnya, yang jelas-jelas harus berbayar tapi banyak diburu oleh masyarakat. Sedangkan sekolah negeri, meskipun sudah berbagai upaya dilakukan tetap saja minim.

Dalam kesempatan ini, ia mengajak untuk melakukan perubahan bersama-sama, dan menjalin kerjasama dengan semua stakeholder terkait, serta tidak merasa terhalangi untuk membangun sekolah berkualitas.

Terpisah, Korwas SD, Pudin, S.Pd., M.Pd., menyampaikan, tujuan workshop ini membahas lima esensi yaitu transisi PAUD-SD dan MPLS, Pendidikan Inklusif, Karakter dan Penanganan serta Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP), Perencanaan Berbasis Data, dan Pengelolaan Kinerja Guru serta Kepala Sekolah.

Pertama, Transisi PAUD-SD adalah memberikan pengenalan dan pemahaman kepada guru pelaksanaan pembelajaran awal tahun ajaran 2024/2025 yang mengacu pada Surat Edaran Dirjen PAUD Dikdasmen Nomor : 0759/C/HK.04.01/2023 tentang Penguatan Transisi PAUD-SD.

Berdasarkan hal tersebut maka sekolah melaksanakan MPLS yang menyenangkan sesuai peraturan untuk mengenalkan lingkungan satuan pendidikan.

MPLS dilaksanakan dengan harus membangun enam pondasi anak yaitu mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa, kematangan emosi, kematangan kegiatan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, keterampilan motorik dan perawatan diri, serta pemaknaan belajar positif.

Satuan pendidikan melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengidentifikasi profil belajar peserta didik. Selain itu dalam penerimaan peserta didik baru seleksi calistung harus ditiadakan, karena kemampuan calistung bukan satu-satunya pondasi peserta didik dalam kesiapan belajar di SD.

Kedua, Pendidikan Inklusif untuk mengenalkan dan memahamkan implementasi pendidikan inklusi di satuan pendidikan, mengenal keragaman peserta didik termasuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK), dan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan yang tidak diskriminatif.

Ketiga, Karakter dan PPKSP mengenalkan dan memahamkan kepada guru karakter yang harus dibiasakan dalam lingkungan satuan pendidikan serta beragam kekerasan (bullying) dan penanganan serta pencegahannya.

Keempat, Perencanaan Berbasisi Data (PBD) mengenalkan dan memahamkan menganalisis rapor pendidikan untuk kemudian merencanakan pembelajaran berdasarkan analisis dan evaluasi rapor pendidikan dalam meningkatkan kualitas layanan sekolah melalui implementasi kurikulum satuan pendidikan (KSP).

Kelima, Pengelolaan KInerja Guru dan Kepala Sekolah (KS), untuk lebih memahamkan bagimana praktik kinerja guru dan KS dalam PMM bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan melalui praktik kinerja dan perilaku kerja sesuai indikator yang dipilih.

Sementara materi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) waktunya terpisah, rencananya akan dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai narasumber melibatkan sekolah penggerak dan guru penggerak.

“Kami berharap seluruh guru di Kecamatan Garut Kota mampu menganalisis Capai Pembelajaran (CP), menyusun Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menyusun modul ajar dan modul P5 melalui pendampingan dan praktik baik kepala sekolah dan guru di sekolah penggerak serta guru penggerak kepada guru-guru di satuan pendidikan lainnya yang tahun pelajaran 2024/2025 sudah IKM,” tandasnya. ***Jajang Sukmana