Penerapan Teknik What If dalam Pembelajaran Menulis Puisi

0
63

Oleh: Suhartono, S.Pd., M.Pd.

(Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut)

 

Puisi merupakan bentuk ekspresi sastra yang unik karena sarat akan makna, simbol, dan keindahan bahasa. Namun, bagi sebagian siswa, menulis puisi sering kali menjadi tantangan karena mereka kesulitan menemukan ide yang menarik atau menyampaikan perasaan dalam bentuk puitis. Menulis puisi menuntut kepekaan rasa dan daya imajinasi yang tinggi. Dalam praktik pembelajaran, tidak semua siswa mampu dengan mudah menuangkan gagasan puitis ke dalam bentuk tulisan. Menulis puisi sering dianggap sebagai proses yang sulit oleh banyak siswa. Tantangan terbesar biasanya terletak pada menemukan ide yang menarik dan menyampaikannya dalam bahasa yang indah dan bermakna. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang mampu merangsang imajinasi dan memudahkan siswa dalam menemukan inspirasi.

Salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi adalah teknik what if, yaitu teknik bertanya “bagaimana jika” terhadap hal-hal yang biasa atau nyata di sekitar, untuk menciptakan kemungkinan-kemungkinan imajinatif. Teknik what if hadir sebagai salah satu strategi kreatif untuk membantu siswa menggali ide dan memperluas imajinasi dalam menulis puisi. Dalam upaya membantu siswa lebih mudah menulis puisi, teknik what if atau “bagaimana jika” bisa menjadi pendekatan kreatif yang efektif.

 

Apa itu Teknik What If?

Teknik what if merupakan metode eksplorasi ide dengan cara mengajukan pertanyaan imajinatif yang dimulai dengan “bagaimana jika…”. Dalam pembelajaran menulis puisi, guru mengarahkan siswa membuat daftar pertanyaan what if, lalu memilih satu pertanyaan sebagai inspirasi untuk menulis puisi. Teknik ini membuat siswa lebih bebas menuangkan imajinasi, tanpa dibatasi oleh logika realitas.

Pertanyaan imajinatif ini misalnya:

* Bagaimana jika bulan bisa menangis?

* Bagaimana jika daun punya rahasia?

* Bagaimana jika waktu bisa bicara?

Pertanyaan-pertanyaan ini mengajak siswa untuk membayangkan sesuatu di luar kebiasaan dan menjadikannya sebagai dasar untuk menulis puisi. Teknik ini sangat cocok untuk menumbuhkan kreativitas dan daya imajinasi siswa, terutama dalam pembelajaran sastra.

 

Mengapa Teknik What If Efektif?

  1. Membuka Ruang Imajinasi

Siswa yang sebelumnya kesulitan mencari ide, akan terbantu dengan pertanyaan-pertanyaan unik yang memancing imajinasi. Sering kali siswa bingung harus mulai dari mana saat menulis puisi. Dengan pertanyaan what if, mereka punya pijakan awal yang jelas. Teknik ini membantu siswa berpikir out of the box dan menciptakan dunia puitis yang unik.

  1. Meningkatkan Keberanian Bereksplorasi

Karena bersifat eksploratif dan bebas, teknik what if mengurangi beban siswa untuk “harus benar” dan lebih fokus pada ekspresi. Siswa merasa bebas untuk mengeksplorasi perasaan, suasana, dan simbol-simbol tanpa takut salah.

  1. Mendukung Ekspresi Diri

Siswa dapat lebih mudah mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui metafora dan imaji yang muncul dari pertanyaan what if.

  1. Meningkatkan Partisipasi Aktif

Dalam praktiknya, siswa lebih antusias saat membuat daftar pertanyaan what if secara berkelompok sebelum menulis puisi secara individu.

  1. Hasil Puisi Lebih Variatif dan Kreatif

Puisi yang dihasilkan dengan pendekatan ini cenderung lebih unik, karena berasal dari ide-ide yang tidak biasa.

 

Contoh Penerapan di Kelas

Seorang guru mengajak siswanya membuat daftar pertanyaan what if secara berpasangan. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah: “Bagaimana jika awan bisa menulis?” Salah satu siswa kemudian menulis puisi berdasarkan ide itu, menggambarkan awan sebagai penyair yang menulis rindu di langit.

 

Contoh penerapan teknik what if dalam pembelajaran .

Pertanyaan what if: “Bagaimana jika awan bisa menulis?”

 

Jika awan bisa menulis,

ia mungkin mengguratkan sajak rindu

di langit biru yang sepi.

Baris-barisnya mengalir

dengan tinta embun dan hujan ringan,

mengirim salam untuk bumi

yang menunggu kabar dari langit.

Jika awan bisa menulis,

ia mungkin mencatat mimpi burung-burung,

yang terbang jauh ke utara,

membawa pesan angin

dan rahasia senja.

Dan jika aku bisa membaca tulisannya,

barangkali kutemukan namamu

dalam setiap bait hujan

yang jatuh diam-diam

di jendela kamar.

 

Guru dapat menjadikan teknik “what if” sebagai alternatif menarik dalam pembelajaran menulis puisi agar siswa lebih terlibat dan termotivasi. Dengan membuka pintu imajinasi dan memberikan kebebasan berekspresi, teknik ini membantu siswa menikmati proses menulis sekaligus menghasilkan karya yang lebih kreatif dan orisinal. (*)