MENGUSUNG tema “Pentahelix Semua Stakeholder Sebagai Wujud Penguatan Vokasi Melalui Organisasi yang Inovatif, Kreatif, dan Produktif”, kepengurusan FKKSMKS (Forum Komunitas Kepala SMK Swasta) Kabupaten Garut Periode 2024-2028 dilantik di Ballroom Al Musaddadiyah, Jl. Mayor Syamsu No. 02 A, Jayaraga, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Kamis (14/11/2024).
Kepengurusan kali ini cukup berat, karena harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Mereka harus bekerja super ekstra yang tentunya dimulai dari mensolidkan internal, termasuk mensolidkan semua SMK Swasta di Kabupaten Garut.
Selain itu, mereka juga harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dunia usaha dan dunia industri, juga harus mengantisipasi angka pengganguran di Kabupaten Garut yang mencapai 7, 3% atau sekitar 100.000 menurut data BPS.

Kepala KCD Pendidikan Wilayah XI Jawa Barat, Drs. Aang Karyana, M.Pd., berpesan kepada pengurus baru untuk menggerakkan semuanya, ada kontribusi lebih, terutama SMK Swasta non PK. Ia berharap berinovasi, berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan Job Fair, terutama sekolah-sekolah yang besar, karena lebih gampang, mungkin lebih terbuka dengan dunia usaha/dunia industri yang bisa membiayai Job Fair.
Sementara terkait dengan pembentukan FKKSMKS kali ini, Aang mengungkapkan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi, berkolaborasi dengan pengurus sebelumnya, dengan harapan pengurus baru lebih fresh, dan lebih solid.
Aang menilai pengurus yang lama sudah 6 tahun dan terlihat kurang aktif. Ia juga menginginkan tidak ada mengklaster-claster antara yang elit, menengah, alit, semua berkontribusi untuk memajukan pendidikan.
“Intinya kami menginginkan bersatu-padu, tidak membedakan status, malahan sekarang pemerintah telah mempersilahkan guru-guru di sekolah swasta untuk ikut seleksi PPPK, meskipun sebetulnya ini juga menjadi tantangan. Tapi itu menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan diantara guru-guru,” tandasnya.
Sementara Ketua terpilih, Ayi Miftah, S.Pd., M.Pd., dengan misinya mewujudkan SMK yang unggul berkemajuan, berprestasi di era globalisasi, kolaborasi, silaturahmi, komunikasi dalam sinergi, diharapkan mampu mengantisipasi semua kendala yang dihadapi SMK Swasta.
Intinya terang Ayi, semua SMK Swasta harus berkolaborasi secara internal maupun eksternal. Ia menilai di internal sendiri masih ada kendala-kendala terutama sekolah-sekolah kecil.
Pihaknya akan menjalin silaturahmi, komunikasi, dan sinergi, sehingga dapat meningkatkan sekolah-sekolah yang kecil menjadi menengah, dan menengah menjadi maju. “Dan yang unggul itu adalah sekolah yang mempertahankan kemajuannya itu,” ucapnya.
Misi kolaborasi, bersinergi, yang tentunya dibutuhkan komunikasi. Karena tantangan zaman sekarang ini, apalagi Menteri yang baru itu akan mewajibkan dengan pendidikan 13 tahun.
“Nah ini kan tantangan yang berat lagi bagi SMK terutama swasta berkaitan dengan 8 standar pendidikan, contohnya di standar sarana prasarana, standar kelulusan dan lainnya,” tandasnya. ***Jajang Sukmana