Garut – Raden Ayu (RA) Lasminingrat adalah seorang pelopor pendidikan dan sastra di tanah Sunda pada abad ke-19. Lahir di Garut pada 29 Maret 1854, ia dikenal sebagai perempuan Sunda pertama yang mahir berbahasa Belanda dan aktif menerjemahkan serta menulis buku-buku untuk bacaan anak-anak sekolah. Pada tahun 1907, ia mendirikan Sakola Kautamaan Istri, sebuah sekolah yang bertujuan meningkatkan pendidikan bagi perempuan Sunda.
Meskipun kontribusinya signifikan dalam bidang pendidikan dan literasi, hingga saat ini RA Lasminingrat belum diakui secara resmi sebagai Pahlawan Nasional. Upaya pengusulan gelar tersebut telah dilakukan sejak tahun 2009 oleh Pemerintah Kabupaten Garut, namun belum membuahkan hasil.
Pada tahun 2023, namanya kembali diusulkan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, namun belum berhasil lolos seleksi. Alasan pasti mengapa RA Lasminingrat belum ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tidak dipublikasikan secara luas. Proses penetapan gelar tersebut melibatkan berbagai kriteria dan penilaian yang ketat dari pemerintah pusat.
Untuk mengenang dan menghargai jasa-jasanya, komunitas di Garut menginisiasi acara “Pasanggiri Nga-Dongeng” yang menampilkan karya-karya RA Lasminingrat. Kegiatan ini direncanakan melibatkan siswa-siswi tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dalam rangka memperingati 77 tahun wafatnya RA Lasminingrat pada 10 April 2025.

Tujuannya adalah mengenalkan lebih dalam karya-karya RA Lasminingrat serta mendorong penggunaan dan kecintaan terhadap Bahasa Sunda di kalangan generasi muda. Informasi lebih lanjut mengenai acara ini dapat diperoleh melalui Ketua Panitia, Irno Sukarno, di nomor HP/WA 0821 2066 5169.
Melalui upaya seperti ini, diharapkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kontribusi RA Lasminingrat dalam bidang pendidikan dan literasi semakin meningkat, sehingga dapat mendorong pengakuan resminya sebagai Pahlawan Nasional di masa mendatang. (*)