Paradigma Literasi dan Numerasi di Sekolah Dasar

0
360

Apakah konsep literasi dan numerasi sama seperti Calistung?

Literasi dan numerasi merupakan konsep yang lebih luas dan kompleks dibandingkan Calistung. Calistung berfokus pada kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Sedangkan literasi memiliki cakupan yang lebih luas, mencakup kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis informasi secara kritis. Adapun numerasi bukan hanya tentang berhitung, tetapi juga tentang kemampuan memahami dan menggunakan bilangan, operasi matematika, dan konsep matematika lainnya untuk menyelesaikan masalah.

Transformasi dari “Calistung” ke “literasi dan numerasi” menunjukkan pergeseran fokus dari penekanan pada kemampuan dasar menjadi penekanan pada kemampuan yang lebih kompleks dan aplikatif. Calistung masih penting sebagai dasar, tetapi literasi dan numerasi membekali siswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan di abad 21 ini.

Apakah memungkinkan jika literasi dan numerasi ini dikaitkan dengan mata pelajaran lain?

Literasi dan numerasi sangatlah memungkinkan untuk dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran lain. Bahkan, menghubungkan literasi dan numerasi dengan mata pelajaran lain merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik.

Literasi dan numerasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Literasi dan numerasi adalah keterampilan dasar yang mendasari kemampuan untuk belajar dan berkembang dalam berbagai bidang. Dengan menghubungkan atau mengintegrasikan literasi dan numerasi dengan berbagai mata pelajaran, guru dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi siswa.

Apa saja tantangan  dalam mengimplementasikan literasi dan numerasi di SD?

Tantangan utama dalam implementasi literasi dan numerasi bisa ditinjau dari aspek siswa. Banyak siswa SD yang tidak memiliki minat baca yang tinggi, sehingga mereka menganggap membaca sebagai aktivitas yang membosankan. Hal ini menyebabkan rendahnya kemampuan literasi dasar, seperti membaca dengan lancar dan memahami isi bacaan. Sedangkan dari aspek guru, tidak semua guru SD memiliki keterampilan yang memadai dalam mengenalkan literasi dan numerasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan pengembangan kompetensi guru di bidang tersebut.

Bagaimana agar guru lebih melek terhadap soal-soal HOTS?

Pertama, sebelum membelajarkan siswa, guru perlu membiasakan diri untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep literasi dan numerasi, termasuk tujuan, manfaat, dan strategi pembelajaran yang efektif. Pemahaman ini dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan, workshop, seminar, atau membaca buku dan jurnal terkait.

Kedua, guru perlu mengenal karakteristik siswa yang cenderung heterogen, memiliki tingkat kemampuan yang berbeda satu sama lain. Guru perlu mengakomodasi siswa untuk mampu berkembang dan berpikir sesuai kapasitasnya.

 

“Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan mudah. Harus siap belajar sepanjang hayat dan membimbing anak didiknya agar menjadi generasi yang berkarakter. Akan tetapi, setiap jengkal perjuangan guru sangatlah bernilai pahala besar.”