GARUT – Senin, 19 Mei 2025 – SMP Negeri 1 Garut kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Salah satu siswinya, Dinda Mutiara Indi Putriawansya, terpilih untuk mewakili Provinsi Jawa Barat dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Nasional yang akan digelar pada 25 hingga 28 Mei 2025 di Jakarta. Kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan atas komitmen siswa dalam melestarikan bahasa daerah melalui seni dan sastra.
Kepala SMPN 1 Garut, Rd. Yusup Satria Gautama, M.Pd., menyampaikan rasa terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Pendidikan, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada siswa dari Garut.
“Kami merasa sangat bangga dan bersyukur. Dinda akan tampil di depan pejabat pendidikan nasional, mewakili Jawa Barat bersama satu peserta lainnya dari Banjar. Ini adalah prestasi luar biasa yang patut diapresiasi, tidak hanya oleh sekolah tapi juga oleh Pemerintah Kabupaten Garut,” ujarnya.
Sementara, Dr. Herawati, SS., Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, turut mengapresiasi pencapaian ini. Dalam keterangannya, beliau menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga bahasa dan sastra daerah.
“Melalui ajang ini, kami berharap tunas-tunas muda semakin mencintai bahasa daerah, menjunjung bahasa Indonesia, dan menguasai bahasa asing. Ini merupakan wujud dari Trigatra Bangun Bahasa: Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing,” jelasnya.
Herawati yang juga dikenal sebagai instruktur literasi baca tulis dan pegawai berprestasi nasional pada 2024, menyampaikan terima kasih atas kerja keras seluruh pihak di SMPN 1 Garut, terutama para guru yang telah membina dan mendampingi siswanya hingga mencapai prestasi nasional.
Di akhir pernyataannya, ia mengajak masyarakat Garut untuk terus menjaga dan melestarikan bahasa serta budaya lokal. “Mari kita wariskan kebanggaan terhadap identitas daerah kepada generasi muda, agar mereka tumbuh sebagai pribadi yang mencintai akar budayanya namun tetap menjunjung tinggi persatuan sebagai bangsa Indonesia,” tutupnya. ***Jajang Sukmana