Garut, 17 Januari 2025 – SMPN 3 Cisurupan menjadi lokasi penelitian terakhir dari rangkaian program kolaborasi Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Yayasan Sekretariat Masyarakat Anak (SEMAK) Bandung dan Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) Jakarta. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas pelibatan orang tua dalam pendidikan kesehatan reproduksi dan pencegahan kekerasan berbasis gender di sekolah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 32 orang tua wali murid kelas 7B, bersama narasumber utama, yaitu Dr. Heru Subekti dan Dr. Mustikaningtyas (Psikolog), dari Pusat Studi dan Reproduksi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM.
Kepala SMPN 3 Cisurupan, Asep Sopyan, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi program ini sebagai langkah penting dalam membimbing dan membesarkan anak-anak secara lebih baik.
“Kami merasa sangat beruntung karena sekolah ini direkomendasikan untuk mendapatkan program yang luar biasa ini. Harapan saya, materi yang disampaikan para narasumber bisa memberi manfaat besar bagi para orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka,” ujar Asep.
Program ini akan berlangsung dalam lima pertemuan, dengan dukungan penuh dari UGM dan YGSI untuk biaya operasional, termasuk transportasi dan konsumsi. Asep juga menekankan pentingnya konsistensi peserta selama program berlangsung hingga selesai di bulan Februari mendatang.
Sementara itu, Dr. Heru Subekti menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan wawasan kepada orang tua mengenai peran mereka dalam mendampingi anak-anak selama masa remaja, terutama terkait kesehatan reproduksi, emosional, fisik, dan sosial.
“Fenomena saat ini menunjukkan banyaknya perubahan pada remaja, baik secara emosi, fisik, maupun mental, yang sering kali mengarah ke hal negatif jika tidak didampingi dengan baik,” ungkap Dr. Heru.
Ia juga menyoroti hasil penelitian yang menunjukkan tingginya angka masalah kesehatan mental pada remaja di Indonesia, seperti isolasi sosial, kecemasan, depresi, hingga kenakalan remaja.
Sebagai solusi, UGM bersama mitra akan menghadirkan program SETARA (Semangat Dunia Remaja). Program ini akan melibatkan 25 modul pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang kesehatan, mengarahkan perilaku positif, dan membantu mereka meraih cita-cita.
“Dengan adanya cita-cita, semangat belajar anak-anak akan meningkat. Program ini tidak hanya membahas kesehatan reproduksi, tetapi juga kesehatan emosional, fisik, perilaku, hingga bagaimana mereka mempersiapkan masa depan,” tandas Dr. Heru.
Melalui program ini, diharapkan sinergi antara sekolah dan orang tua dapat menciptakan generasi muda yang lebih sehat, berdaya, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Diketahui, UGM melakukan pengujian di empat sekolah, dua sekolah intervensi yaitu SMPN 3 Cilawu serta SMPN 3 Cisurupan (lima kali pertemuan), dan sekolah kontrol yaitu SMPN 3 Kadungora dan SMPN 2 Lewigoong (dua kali pertemuan). ***Jajang Sukmana