Kamis, 5 Juni 2025 – Pelepasan siswa-siswi kelas IX SMPN 1 Garut angkatan ke-73 berlangsung meriah dan sarat nilai budaya. Meski tanpa pungutan biaya sepeser pun, acara ini tetap berjalan khidmat dan penuh semangat kebersamaan. Bertempat di lapangan sekolah, sebanyak 445 siswa duduk rapi mengenakan pakaian adat Sunda, tanpa panggung—hanya dihiasi baliho sederhana bertuliskan “Pelepasan Kelas IX Angkatan LXXIII: Jejakmu Menjadi Inspirasi, untuk Kami Agar Terus Melangkah.”
Kepala sekolah tidak dapat hadir karena kondisi kesehatan yang kurang mendukung. Namun acara tetap berjalan lancar di bawah kepemimpinan Wakil Kepala Sekolah, Ustadz Nandar Sunandar, M.Pd., dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, H. Ita Habibie, S.Pd.I., M.Pd. Simbolis penyerahan siswa kepada paguyuban orang tua dilakukan langsung oleh pihak wakil kepala sekolah.
Pelepasan kali ini memilih nuansa tradisional Sunda sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus langkah preventif dari tradisi corat-coret baju. Pakaian adat Sunda memang telah menjadi ciri khas siswa setiap hari Kamis melalui program “Kamis Nyunda”, sebuah gerakan budaya yang didorong oleh Pemerintah Kabupaten Garut.
“Kami ingin siswa bangga dengan jati diri budayanya, dan momen pelepasan ini menjadi ruang ekspresi yang positif,” ujar H. Ita Habibie.
Selain itu, pelepasan bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah, hari Tarwiyah, salah satu momen penting dalam rangkaian ibadah haji. H. Ita berharap, doa-doa yang dipanjatkan pada hari itu menjadi wasilah terkabulnya harapan para siswa untuk menjadi insan berguna bagi agama, keluarga, bangsa, dan negara.
Panggung ekspresi seni pun menjadi bagian utama dalam acara. Kreativitas siswa ditampilkan melalui pertunjukan tari, musik, nyanyian, dan penampilan seni lainnya. Bahkan, alumni turut memeriahkan suasana dengan menyumbangkan lagu-lagu spektakuler yang menggugah semangat, semuanya secara sukarela dan tanpa biaya.
Acara pelepasan siswa SMPN 1 Garut ini membuktikan bahwa kesederhanaan tidak mengurangi nilai dan makna. Justru, kebersahajaan yang diiringi semangat pelestarian budaya dan spiritualitas menjadi kekuatan utama dalam menciptakan kenangan yang tak terlupakan. ***Jajang Sukmana