Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK Strategi Apresiatif dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini

0
36

Oleh Hj. Nurul Hayati, S.Pd., M.Pd.

 

Abstrak

Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK merupakan strategi apresiatif yang dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini melalui pengakuan terhadap kinerja dan kreativitas para pendidik serta peserta didik. Artikel ini membahas urgensi strategi apresiasi dalam konteks pendidikan anak usia dini, mengingat pentingnya stimulasi motivasional dan penguatan karakter pada masa usia emas perkembangan anak. Pendekatan ini tidak hanya memberi ruang ekspresi bagi anak-anak melalui berbagai lomba dan pameran, tetapi juga memperkuat profesionalisme guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran yang bermakna. Dalam pembahasan, kegiatan Gebyar Prestasi dikaji sebagai wahana aktualisasi potensi, sarana kolaborasi antar pemangku kepentingan, dan instrumen transformasi budaya apresiasi di lingkungan pendidikan TK. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa kegiatan ini berdampak positif terhadap peningkatan kepercayaan diri anak, motivasi belajar, serta semangat guru dalam berkarya. Penutup artikel menegaskan bahwa keberlanjutan program semacam ini sangat penting dalam membentuk ekosistem pendidikan yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik dan berkelanjutan.

Kata Kunci: Gebyar Prestasi, strategi apresiatif, pendidikan anak usia dini, kreativitas guru, motivasi siswa

 

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan tahapan fundamental dalam proses pendidikan seseorang. Pada masa ini, anak berada dalam fase emas (golden age), yaitu usia 0–6 tahun, yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan sosial-emosional. Oleh karena itu, intervensi pendidikan yang tepat pada masa ini sangat menentukan arah perkembangan anak di masa depan. Mutu pendidikan pada jenjang PAUD bukan semata ditentukan oleh kurikulum yang diterapkan, tetapi juga oleh kualitas sumber daya manusia, khususnya guru, serta pendekatan dan strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka dan penguatan profil pelajar Pancasila, pendidikan anak usia dini dituntut untuk mengembangkan pendekatan yang lebih kontekstual, partisipatif, dan holistik. Guru tidak hanya menjadi penyampai materi, tetapi juga fasilitator yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memerdekakan potensi anak. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru PAUD yang bekerja dalam tekanan administratif tinggi, kurang mendapatkan penghargaan atas kerja kreatif dan inovatif mereka, serta minim dukungan dalam peningkatan kompetensi berkelanjutan.

Situasi ini berdampak pada rendahnya motivasi kerja, lemahnya inovasi dalam pengajaran, dan terbatasnya ruang bagi anak untuk berkembang secara optimal. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi yang tidak hanya bersifat kuratif atau normatif, tetapi juga apresiatif, yakni strategi yang menekankan pada pemberian pengakuan dan penghargaan terhadap proses dan hasil kerja guru serta pencapaian siswa. Dalam kerangka inilah, Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK hadir sebagai strategi alternatif yang mengintegrasikan aspek apresiasi, partisipasi, kreativitas, dan inovasi dalam satu kegiatan edukatif.

Kegiatan ini menjadi wahana ekspresi dan penghargaan bagi para pendidik dan peserta didik PAUD, melalui berbagai bentuk seperti pameran karya, lomba-lomba edukatif, serta forum presentasi dan penghargaan. Dengan demikian, Gebyar Prestasi tidak hanya menjadi ajang selebrasi, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam membangun budaya mutu pendidikan anak usia dini yang lebih dinamis, kolaboratif, dan transformatif. Artikel ini akan mengelaborasi konsep, pelaksanaan, dan kontribusi Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK terhadap peningkatan mutu pendidikan PAUD secara lebih sistematis dan akademik.

 

Pembahasan

Konsep Strategi Apresiatif dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Strategi apresiatif dalam konteks pendidikan anak usia dini bertumpu pada prinsip pengakuan terhadap potensi, usaha, dan hasil karya guru maupun peserta didik. Pendekatan ini selaras dengan teori appreciative inquiry yang dikembangkan oleh Cooperrider dan Srivastva (1987), yang menekankan pada kekuatan positif dalam mendorong perubahan, bukan sekadar memperbaiki kelemahan. Dalam pendidikan PAUD, apresiasi dapat diberikan dalam bentuk simbolik (pujian, piagam), material (hadiah, fasilitas), maupun struktural (pengakuan institusional, promosi karier).

Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK hadir sebagai bentuk nyata dari strategi apresiatif tersebut. Kegiatan ini menempatkan guru dan siswa sebagai subjek utama dalam proses apresiasi, sehingga mendorong munculnya budaya kerja yang kolaboratif, inovatif, dan kompetitif secara sehat. Lebih jauh, strategi ini juga memfasilitasi pembelajaran lintas konteks, di mana guru dan siswa dapat saling belajar melalui karya dan pengalaman yang ditampilkan.

 

Ragam Kegiatan dalam Gebyar Prestasi

Gebyar Prestasi diselenggarakan dalam berbagai bentuk kegiatan edukatif dan apresiatif yang mencakup pameran, lomba-lomba, serta forum inspiratif. Beberapa jenis kegiatan tersebut antara lain:

  1. Pameran Karya: Menampilkan hasil kreativitas guru dan siswa, seperti media pembelajaran buatan guru, karya seni siswa, proyek tematik, hingga dokumentasi praktik baik pembelajaran.
  2. Lomba Edukatif: Seperti lomba menggambar, membaca puisi, menyanyi, mendongeng, dan lomba pengetahuan umum. Lomba-lomba ini berorientasi pada penguatan kecakapan hidup dan keterampilan sosial-emosional anak.
  3. Lomba Kreativitas Guru: Meliputi lomba pembuatan media ajar inovatif, perencanaan pembelajaran (RPP), serta lomba presentasi praktik baik pembelajaran.
  4. Penganugerahan Prestasi: Penghargaan diberikan kepada guru dan siswa yang menunjukkan dedikasi dan capaian terbaik, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik.

 

Rangkaian kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang selebrasi, tetapi juga menjadi bagian dari proses refleksi, pembelajaran, dan perbaikan berkelanjutan bagi ekosistem pendidikan anak usia dini.

 

Implikasi terhadap Mutu Pendidikan PAUD

Pelaksanaan Gebyar Prestasi memiliki implikasi positif yang signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan anak usia dini, antara lain:

  1. Peningkatan Motivasi dan Profesionalisme Guru

Guru merasa dihargai atas kerja keras dan kreativitasnya, sehingga lebih termotivasi untuk terus belajar dan berinovasi. Hal ini mendukung terwujudnya guru sebagai agen pembelajaran yang profesional.

  1. Penguatan Kompetensi Siswa dalam Lingkungan Positif

Anak-anak mendapatkan ruang untuk mengekspresikan diri, menjalin relasi sosial, dan mengembangkan keterampilan dalam suasana yang positif dan suportif.

  1. Peningkatan Citra dan Reputasi Lembaga PAUD

Kegiatan ini berdampak pada meningkatnya partisipasi masyarakat, kepercayaan orang tua, dan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pendidikan anak usia dini.

  1. Penguatan Ekosistem Pembelajaran yang Kolaboratif dan Berkelanjutan

Melalui kegiatan ini, tercipta ruang perjumpaan antar pendidik, antar siswa, serta antar lembaga, yang memperkaya praktik pendidikan dan memperkuat jejaring profesional.

 

 

Penutup

 

Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK merupakan strategi apresiatif yang memiliki peran strategis dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan anak usia dini. Melalui kegiatan ini, guru dan peserta didik diberikan ruang untuk menampilkan kreativitas, dedikasi, serta capaian terbaik mereka dalam suasana kompetisi yang sehat dan inspiratif. Pemberian penghargaan bukan hanya menjadi bentuk pengakuan terhadap prestasi, melainkan juga stimulus untuk terus berinovasi dalam praktik pembelajaran.

Secara konseptual dan implementatif, strategi apresiatif yang diwujudkan dalam Gebyar Prestasi telah mampu membangun ekosistem pendidikan PAUD yang lebih kolaboratif, reflektif, dan transformatif. Dalam jangka panjang, kegiatan semacam ini dapat memperkuat budaya apresiasi, meningkatkan motivasi profesional guru, menumbuhkan rasa percaya diri anak, serta memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan pendidikan. Oleh karena itu, Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK layak dikembangkan secara berkelanjutan sebagai bagian dari kebijakan peningkatan mutu pendidikan anak usia dini di Indonesia.

 

 

Daftar Pustaka

Cooperrider, D. L., & Srivastva, S. (1987). Appreciative Inquiry in Organizational Life. Research in Organizational Change and Development, 1, 129–169.

Depdiknas. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal.

Direktorat PAUD. (2020). Strategi Penguatan Kompetensi Guru PAUD dalam Merdeka Belajar. Jakarta: Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Fitriyani, D. (2021). Strategi Apresiatif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 102–114.

Suyanto, S. (2005). Menuju PAUD Berkualitas: Tantangan dan Strategi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UNESCO. (2016). Early Childhood Care and Education Matters. Paris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.

 

Penulis; Ketua IGTK-PGRI Kec. Cisurupan