Kecerdasan Buatan AI (Artificial Intelegensi) Mewarnai Pengajaran dan Pembelajaran

0
37

Oleh: Ida Widaningsih

 

Saat ini pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) sedang trending di berbagai sektor khususnya pendidikan. Dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI) bagi dunia Pendidikan merupakan sebuah terobosan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat memicu akselerasi Pendidikan. Kecerdasan buatan (AI) saat ini mulai mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah meskipun secara jujur teknologi belum sepenuhnya digunakan dalam pembelajaran karena berbagai kendala diantaranya sarana prasarana teknologi’ sumber daya manusia dan dukungan berbagai pihak terkait.

Menurut Darmawan (2012:123) Pemanfaatan AI dalam pengajaran dan pembelajaran dapat membantu guru menganalisis kebutuhan siswa dan merekomendasikan metode pembelajaran yang sesuai. Mempermudah tugas administrasi seperti penilaian, rekap absensi, hingga analisis hasil belajar, sehingga guru lebih fokus pada proses pembelajaran. Selain itu AI dapat membantu guru mendapatkan sumber ajar yang relevan dan kekinian secara cepat dan efisien serta dapat  menyesuaikan materi ajar dengan karakteristik dan kemampuan siswa.

Sedangkan bagi peserta didik AI dapat membangun Pembelajaran adaptif dan kolaboratif sehingga siswa mendapatkan materi sesuai gaya belajarnya. Melalui chatbot atau platform AI, siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Interaksi dengan teknologi canggih dapat meningkatkan minat dan motivasi  belajar siswa. Dengan demikian guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi atau media yang dapat memberikan umpan balik’ memilih materi pembelajaran  dan  memfasilitasi kebutuhan siswa.

Lalu keterampilan apa yang dibutuhkan guru dan siswa agar mampu  memanfaatkan Kecerdasan buatan (AI) secara optimal dan bijak tentunya  yang pertama adalah guru  mampu menggunakan perangkat digital dan memahami dasar-dasar teknologi informasi’ memahami cara kerja platform pembelajaran berbasis AI dan mengetahui prinsip dasar AI, serta mampu membedakan antara alat bantu AI yang beretika. Selain itu guru harus mampu membaca dan menginterpretasi data hasil pembelajaran dari sistem AI, seperti grafik kemajuan belajar siswa. Guru mampu merancang pembelajaran yang mengintegrasikan AI, seperti menggunakan chatbot, sistem adaptif, atau video interaktif serta pentingnya menjaga privasi saat menggunakan sistem AI dan yang paling fundamental guru harus mampu menanamkan nilai etika penggunaan teknologi kepada siswa  dan terakhir guru harus mampu mengevaluasi keefektifan AI dalam membantu proses belajar mengajar.

Sedangkan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik adalah kemampuan menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang berbasis AI untuk pembelajaran. Sikap disiplin dan bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya secara mandiri. Membangun kemampuan berpikir kritis dan mampu mengevaluasi informasi yang diberikan AI, serta tidak sepenuhnya bergantung tanpa proses berpikir mandiri. Siswa mampu berinteraksi dengan sistem AI, seperti chatbot edukasi, forum diskusi otomatis, atau asisten virtual pembelajaran. Memiliki sikap mengetahui bagaimana menjaga data pribadi dan menggunakan AI secara bertanggung jawab. Dengan pemanfaatan IA Siswa dipacu  lebih kreatif dengan mengeksplorasi fitur AI untuk memperdalam pengetahuan atau memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Dan untuk mewujudkannya perlu kolaborasi  produktif yang santun antara guru dan  peserta didik agar mampu belajar dengan pemanfaatan AI dalam komunitas belajarnya sehingga terbangunnya interaksi sosial yang positif dalam membangun minat/ bakat serta ide-ide inovatifnya. AI merupakan alat bantu canggih, tapi tidak mampu menggantikan peran guru sebagai pembina karakter dan pendukung sosial emosional peserta didik. Keseimbangan antara teknologi dan sentuhan manusia bijak justru akan menciptakan pendidikan yang bermakna karena siswa dalam proses mengenal dan belajar mengelola emosinya membutuhkan ekspresi dan apresiasi. Dukungan moril’ motivasi dan arahan dari guru dan teman sebayanya sangat berpengaruhi sekali dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan produktif sehingga siswa bersikap lebih fokus dan terbuka.

Selain menjadi pendidik’ guru juga berperan dalam mewujudkan karakter siswa sesuai tuntutan Profil Pelajar Pancasila maka guru dituntut agar menjadi teladan’ mampu menanamkan nilai dan etika berantusias dalam memotivasi siswa agar berprilaku bertanggung jawab dan disiplin serta memberikan pembinaan sosial yang bijak serta mampu mengenali potensi dan permasalahan yang dihadapi siswa. Selain itu pendampingan orangtua yang intensif  dapat menguatkan  siswa agar mampu menghadapi dan  menyelesaikan masalah secara adil’ cerdas dalam mengelola emosi  serta mampu motivasi  dirinya sendiri.

Dengan demikian Pemanfaatan teknologi yang ramah  dapat menanamkan sikap mandiri siswa serta membantu  mengontrol dan memantau pembelajaran agar mampu berkarya  inovatif dan berkontribusi kepada negara di masa yang akan datang sedangkan  bagi guru mampu membangun  pembiasaan berinovasi dan berkreasi dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dengan  tetap mengedepankan esensial dari mengajar yaitu menata karakter peserta didik.

Pemanfaatan AI dalam pengajran dan pembelajaran bukan hanya  mengenal teknologi sesuai perkembangannya, tapi tentang membangun masa depan pembelajaran yang lebih manusiawi, inklusif, dan transformatif. Dengan bimbingan guru dan etika yang kuat, AI bisa menjadi bagian dari solusi dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Dengan keberadaan AI saat ini sudah sangat nyata dan pasti pendidikan akan berkembang cepat bila diimbangi tindak bijak dari penggunannya. Di dunia pendidikan, AI membawa peluang besar untuk transformasi pembelajaran, tapi tetap perlu pendampingan, regulasi, dan sentuhan manusiawi, terutama dari guru, agar teknologi ini digunakan secara bijak dan bermanfaat optimal. (*)