Oleh: Rosadi, S.Pd.
Abstrak
Pendidikan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan kemajuan teknologi. Program Sekolah Penggerak yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui penguatan kapasitas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah yang adaptif, dan pembelajaran berbasis kompetensi. Di sisi lain, teknologi seperti deep learning menawarkan potensi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih personal dan adaptif. Artikel ini mengkaji persepsi kepala sekolah mengenai integrasi Sekolah Penggerak dan deep learning dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah. Hasil kajian menunjukkan bahwa kepala sekolah yang memiliki pemahaman dan visi terhadap teknologi dapat lebih efektif dalam mengimplementasikan kedua pendekatan ini. Meskipun terdapat kendala, seperti keterbatasan infrastruktur dan pelatihan, integrasi antara Sekolah Penggerak dan deep learning dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inovatif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, kolaborasi antara kebijakan, kepala sekolah, guru, dan masyarakat menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan di era digital.
Pendahuluan
Polemik antara Kebijakan, Penerapan di Sekolah, dan Pergantian Sekolah Penggerak menunjukkan bahwa Pendidikan di Indonesia selalu menghadapi tantangan besar dalam upayanya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Salah satu kebijakan yang dihadirkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbudristek) adalah program Sekolah Penggerak, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendekatan yang lebih adaptif dan berbasis pada penguatan kapasitas sekolah. Program ini diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan pendidikan dengan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik.
Namun, meskipun kebijakan tersebut sangat progresif, penerapannya di sekolah sering kali menemui berbagai hambatan. Salah satu permasalahan yang muncul adalah perbedaan antara tujuan kebijakan dan realitas yang ada di lapangan. Misalnya, meskipun Sekolah Penggerak mengedepankan peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, tidak semua kepala sekolah siap atau memiliki kemampuan untuk mengelola perubahan yang cukup besar ini. Terkadang, kepala sekolah masih kesulitan untuk memahami atau mengimplementasikan kebijakan baru yang datang dengan tuntutan yang sangat tinggi, terutama dalam hal adaptasi terhadap teknologi.
Salah satu contoh perbedaan antara kebijakan dan penerapan di lapangan adalah terkait dengan pergantian status Sekolah Penggerak. Di beberapa daerah, sekolah yang semula diharapkan untuk bertransformasi menjadi sekolah penggerak justru menemui kesulitan karena kekurangan sumber daya manusia yang kompeten, terutama dalam hal pelatihan teknologi atau pemahaman terhadap pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi. Di sisi lain, ada juga sekolah yang sudah berhasil menerapkan kebijakan ini dengan baik dan menunjukkan hasil yang positif, namun tantangan utama mereka adalah menjaga konsistensi kualitas pendidikan setelah perubahan kepemimpinan atau pergantian kepala sekolah.
Di tengah tantangan penerapan Sekolah Penggerak, hadir pula pendekatan teknologi seperti deep learning yang menawarkan solusi pembelajaran adaptif dan personalisasi. Meskipun teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tantangan dalam pengimplementasiannya di sekolah-sekolah yang masih terbatas akses teknologi dan infrastruktur menjadi polemik tersendiri. Dengan adanya kebijakan Sekolah Penggerak yang menuntut inovasi, ada pertanyaan tentang sejauh mana penerapan deep learning dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan tersebut jika masih banyak sekolah yang kesulitan dalam menyediakan infrastruktur dasar untuk teknologi pendidikan.
Kebijakan yang progresif ini harus dijalankan dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di daerah terpencil atau dengan keterbatasan infrastruktur. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji kembali efektivitas kebijakan, memastikan dukungan yang lebih komprehensif untuk kepala sekolah dan guru, serta memperhatikan konteks lokal dalam penerapan teknologi pembelajaran seperti deep learning. Perlu adanya dialog antara pembuat kebijakan dan pelaksana di lapangan untuk mencari solusi yang lebih praktis dan terukur dalam implementasi program ini.
Pembahasan
- Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sekolah Penggerak
Kepala sekolah memegang peran strategis dalam keberhasilan implementasi program Sekolah Penggerak. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mengelola administrasi sekolah, tetapi juga menjadi penggerak perubahan yang harus menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran. Kepemimpinan adaptif menjadi faktor kunci dalam keberhasilan ini, mengingat tantangan yang dihadapi oleh banyak sekolah, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai. Kepala sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi tantangan yang ada dan meresponsnya dengan fleksibilitas tinggi akan mampu menjalankan perubahan yang berkelanjutan.
Persepsi kepala sekolah terhadap pentingnya inovasi dalam kepemimpinan berhubungan erat dengan keberhasilan penerapan program Sekolah Penggerak. Kepemimpinan yang visioner dan inovatif sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan tersebut. Kepala sekolah yang memahami urgensi pembelajaran berbasis kompetensi, serta mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar-mengajar, memiliki potensi lebih besar dalam menciptakan perubahan positif. Di sisi lain, kepala sekolah yang kurang mendukung atau tidak memahami perubahan ini cenderung mengalami kesulitan dalam memotivasi tenaga pendidik dan siswa untuk beradaptasi dengan model pembelajaran yang lebih modern.
- Pendekatan Deep Learning dalam Pendidikan
Deep learning, sebagai salah satu cabang dari kecerdasan buatan, menawarkan potensi besar dalam pendidikan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih adaptif dan personal. Melalui algoritma yang canggih, deep learning memungkinkan analisis data pembelajaran siswa untuk menentukan dengan lebih akurat materi mana yang perlu ditingkatkan atau disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Sistem pembelajaran berbasis deep learning ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran tetapi juga memungkinkan setiap siswa untuk menerima pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kemampuannya.
Bagi kepala sekolah yang paham dan terbuka terhadap potensi teknologi, deep learning dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk mendukung pembelajaran. Sebagai contoh, dengan teknologi ini, materi ajar dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa secara individual, yang memungkinkan mereka untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran tertentu. Kepala sekolah yang memiliki kesadaran akan pentingnya deep learning akan lebih cenderung mendukung penggunaan teknologi ini di sekolahnya, baik melalui pelatihan guru maupun pengembangan platform pembelajaran yang berbasis kecerdasan buatan.
- Integrasi Sekolah Penggerak dengan Deep Learning
Integrasi Sekolah Penggerak dengan teknologi deep learning dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih responsif terhadap kebutuhan individu siswa, meningkatkan efektivitas pengajaran, dan menjadikan pendidikan lebih relevan dengan perkembangan zaman. Dalam konteks Sekolah Penggerak, kepala sekolah yang mendukung penerapan deep learning dapat memanfaatkan analisis data untuk mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perhatian lebih, serta menyediakan materi ajar yang lebih sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa.
Dengan integrasi ini, penggunaan teknologi dalam pengelolaan sekolah juga semakin canggih. Kepala sekolah dapat memantau perkembangan siswa secara real-time, mengetahui tantangan yang dihadapi siswa tertentu, dan memberikan intervensi yang lebih tepat dan terarah. Selain itu, platform pembelajaran berbasis teknologi yang dapat beradaptasi dengan kemampuan siswa memberikan kemudahan dalam memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuannya.
- Persepsi Kepala Sekolah tentang Implementasi Teknologi di Sekolah Penggerak
Sebagai bagian dari program Sekolah Penggerak, banyak kepala sekolah yang melihat teknologi, termasuk deep learning, sebagai alat bantu yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Teknologi dapat membantu guru dalam menyajikan materi yang lebih interaktif dan menarik, serta memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih personal dan disesuaikan dengan kecepatan mereka. Namun, meskipun teknologi menawarkan banyak keuntungan, penerapannya tidak selalu berjalan mulus di setiap sekolah.
Salah satu tantangan utama dalam implementasi teknologi di Sekolah Penggerak adalah keterbatasan infrastruktur dan pelatihan bagi guru. Sebagian besar sekolah, terutama yang terletak di daerah terpencil, masih menghadapi masalah akses terhadap teknologi yang memadai, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki pemahaman yang kuat mengenai pentingnya pelatihan berbasis teknologi untuk guru dan staf sekolah. Kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi harus didorong, termasuk menyediakan pelatihan untuk guru, serta memastikan bahwa siswa memiliki akses yang cukup terhadap perangkat yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran.
- Kendala dalam Implementasi Sekolah Penggerak dan Deep Learning
Meskipun potensi Sekolah Penggerak dan deep learning sangat besar, implementasi kedua pendekatan ini tetap menghadapi berbagai kendala yang harus diatasi. Keterbatasan akses terhadap teknologi, terutama di daerah-daerah terpencil, menjadi salah satu tantangan utama yang harus dihadapi. Selain itu, pelatihan guru yang belum merata, baik dalam hal penggunaan teknologi maupun pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi, menjadi faktor penghambat yang signifikan. Kepala sekolah perlu merancang strategi yang inklusif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, untuk mendukung penerapan program ini.
Selain itu, resistensi terhadap perubahan dalam budaya sekolah juga menjadi salah satu hambatan yang tidak bisa diabaikan. Perubahan dalam sistem pendidikan memerlukan dukungan yang kuat, baik dari tenaga pendidik maupun pihak terkait lainnya. Oleh karena itu, kepala sekolah yang mampu mengelola perubahan dengan baik dan menciptakan suasana yang mendukung kolaborasi serta inovasi akan lebih berhasil dalam mengimplementasikan Sekolah Penggerak dan teknologi deep learning secara efektif.
Penutup
Sekolah Penggerak dan pendekatan deep learning merupakan dua komponen yang memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam sistem pendidikan di Indonesia. Melalui pendekatan Sekolah Penggerak, yang menekankan penguatan kapasitas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah, serta pemanfaatan teknologi seperti deep learning yang memungkinkan pembelajaran yang lebih adaptif dan personal, keduanya saling mendukung dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman.
Persepsi kepala sekolah terhadap pentingnya inovasi dan penggunaan teknologi dalam pendidikan memainkan peran kunci dalam kesuksesan implementasi kedua konsep ini. Kepala sekolah yang memiliki visi dan komitmen dalam mengintegrasikan teknologi serta meningkatkan kapasitas sekolah akan lebih mampu mengatasi tantangan yang ada, baik dari sisi infrastruktur maupun pengelolaan pembelajaran. Meskipun tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi dan pelatihan yang belum merata, masih ada, kolaborasi antara Sekolah Penggerak dan deep learning berpotensi besar untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif, responsif, dan holistik.
Dengan demikian, implementasi yang tepat dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan akan memungkinkan Sekolah Penggerak dan deep learning menciptakan sekolah yang lebih inovatif, adaptif, dan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dengan lebih baik, serta berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan di Indonesia. (*)
Penulis: Kepala SMPN 1 Banjarwangi