Oleh: Siti Nuraini, S.Pd., M.Pd. (Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Garut)
Latar Belakang
Kompetensi literasi merupakan keterampilan esensial abad 21 yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajar dan kehidupan masa depan. Sayangnya, pembelajaran literasi di sekolah selama ini cenderung menitikberatkan pada aktivitas membaca yang bersifat satu arah dan kurang menarik bagi peserta didik. Membaca tanpa aktivitas produktif seperti menulis seringkali terasa membosankan.
Menulis tidak hanya menjadi sarana ekspresi diri, tetapi juga mampu meningkatkan pemahaman bacaan, memperkaya kosakata, dan membangun daya nalar kritis. Oleh karena itu, melalui kegiatan menulis buku bersama, diharapkan literasi peserta didik dapat ditingkatkan secara menyenangkan, kolaboratif, dan produktif.
Tujuan Praktik Baik
- Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik melalui kegiatan menulis fiksi secara kolaboratif.
- Meningkatkan minat membaca dan menulis peserta didik dengan menciptakan karya nyata berupa buku bersama.
- Memberikan pengalaman nyata bagi guru dan peserta didik dalam menulis dan menerbitkan buku.
- Membangun budaya literasi di lingkungan SMPN 1 Leles melalui keterlibatan aktif guru dan peserta didik.
Metode STAR
Situation (Situasi)
Berdasarkan hasil Rapor Pendidikan, kemampuan literasi di SMPN 1 Leles masih tergolong perlu ditingkatkan. Masih terdapat sejumlah peserta didik yang belum lancar membaca dan belum memiliki ketertarikan terhadap buku fiksi. Selain itu, meskipun kepala sekolah dan beberapa guru telah memiliki kemampuan menulis karya ilmiah, namun belum ada satu pun karya fiksi atau sastra yang dapat dijadikan contoh inspiratif bagi peserta didik.
Task (Tantangan yang Dihadapi)
- Meningkatkan minat dan kemampuan membaca serta menulis peserta didik, khususnya dalam genre fiksi.
- Mendorong guru, terutama guru Bahasa Indonesia, untuk terlibat aktif dalam menulis karya fiksi.
- Menghasilkan produk buku bersama yang memuat karya peserta didik dan guru sebagai wujud budaya literasi minimal satu buku setiap tahun.
Action (Tindakan yang Dilakukan)
Kegiatan dilaksanakan dalam lima langkah berikut:
- Workshop Literasi Menulis Cerita Fiksi
Sekolah menyelenggarakan pelatihan menulis fiksi yang menghadirkan narasumber dari komunitas menulis atau sastrawan lokal. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan inspirasi dan teknik dasar penulisan cerita pendek, puisi, dan naskah drama kepada guru dan peserta didik. - Pendampingan Menulis oleh Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Indonesia memberikan pendampingan intensif kepada peserta didik dalam proses menulis. Pendampingan dilakukan melalui kegiatan kelas, klinik menulis mingguan, dan tugas mandiri menulis berdasarkan tema tertentu. - Pembuatan WhatsApp Group “Penulis Kita”
Sebagai sarana komunikasi dan pengumpulan karya, dibuat sebuah grup WhatsApp yang melibatkan guru pembimbing dan peserta didik. Dalam grup ini, siswa mengirimkan karya tulis seperti puisi, cerpen, maupun naskah drama untuk mendapat masukan awal dari guru dan teman sejawat. Grup ini juga menjadi ruang apresiasi dan diskusi karya. - Seleksi dan Kurasi Karya
Tim guru melakukan seleksi terhadap karya-karya yang masuk di WhatsApp Group. Karya terpilih diseleksi berdasarkan aspek kebahasaan, kreativitas, dan kesesuaian tema. Proses kurasi dilakukan bersama siswa, disertai revisi untuk penyempurnaan naskah. - Penerbitan dan Peluncuran Buku
Karya-karya terbaik disusun dalam bentuk antologi bertema bebas. Buku yang terbit diberi judul dan diterbitkan secara terbatas untuk lingkungan sekolah. Peluncuran buku dilakukan dalam acara “Gebyar Literasi SMPN 1 Leles” yang diisi dengan pameran karya, pembacaan puisi/cerpen, dan diskusi sastra bersama antara guru dan peserta didik di komunitas literasi sekolah.
Result (Hasil yang Dicapai)
- Terbit 11 buku antologi fiksi berisi kumpulan puisi, cerpen dan naskah drama hasil kolaborasi peserta didik dan guru.
- Peserta didik menunjukkan peningkatan antusiasme dalam membaca dan menulis.
- Guru SMPN 1 Leles mulai aktif menulis dan membimbing siswa dalam membuat karya kreatif.
- Terjadi peningkatan indeks literasi sekolah berdasarkan penilaian kegiatan literasi oleh tim pengawas.
Refleksi dan Rekomendasi
Refleksi:
Kegiatan ini menunjukkan bahwa menulis dapat menjadi media yang efektif untuk membangun budaya literasi yang hidup di sekolah. Dengan memberikan ruang untuk berkreasi dan berkarya, peserta didik merasa dihargai dan lebih termotivasi dalam belajar.
Rekomendasi:
- Kegiatan menulis buku bersama dapat dijadikan program tahunan sekolah.
- Perlu pelatihan berkelanjutan bagi guru dalam penulisan karya sastra.
- Menjalin kerja sama dengan penerbit lokal untuk mendukung program literasi kreatif.
Dokumentasi Pendukung
- Foto kegiatan workshop pada kegiatan Ekstrakulikuler Literasi SMPN 1 Leles.
- Sampul buku “melodi di Bawah Hujan”, “pelangi di Ujung Jalan”, “Kisah Kita”, “Sunrise” “rajeska Aku Rindu”
- Foto peluncuran buku di acara Gebyar Literasi SMPN 1 Leles
Daftar Pustaka
- Kemendikbudristek. (2022). Panduan Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Rahmawati, E. (2020). Strategi Meningkatkan Literasi Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Deepublish.
- Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
- Sastrawan, D. (2021). Menulis Fiksi untuk Remaja. Jakarta: Literasi Anak Nusantara.