Refleksi Hari Guru Nasional ke-30: Peran Guru dalam Pendidikan yang Berdaya Saing

0
70

HARI Guru Nasional (HGN) ke-30 menjadi momentum penting untuk merenungkan peran dan tantangan guru dalam dunia pendidikan Indonesia.

Pada Rabu (27/11/2024) melalui WhatsApp. Uloh Saepuloh, S.Ag., Kepala SMK IT Muhajirin, menyoroti bagaimana guru, meski menghadapi keterbatasan sistem dan tekanan zaman, tetap menjadi pilar utama pembentukan karakter dan kompetensi generasi muda.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan. Di masa lalu, guru dimuliakan sebagai pendidik yang diberi keleluasaan, sedangkan kini intervensi yang kurang tepat sering menghambat fungsi utama mereka yaitu membimbing, melatih, dan mengajar.

“Kalau dulu di zaman orang tua kita, para guru itu sangat dimuliakan, walaupun dari segi finansial jauh dari profesi yang lain. Tapi oleh masyarakat guru itu sangat dimuliakan. Saya teringat ketika di SD, di SMP dimarahi oleh guru, kemudian pulangnya bilang ke orang tua, orang tua justeru bukan memarahi guru tapi memarahi saya sendiri. Artinya, orang tua-orang tua kita dulu sangat memuliakan guru, karena posisi guru menjadi hal yang sangat penting untuk generasi-generasi yang akan datang,” ungkapnya.

Menurutnya, persoalan mendasar dalam pendidikan adalah lemahnya pembentukan karakter, khususnya akhlak dan kemampuan berpikir kritis.

“Untuk menjawab tantangan global, pendidikan harus kembali menempatkan karakter dan daya kritis sebagai prioritas utama. Guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berpikir mandiri dan adaptif, sehingga mereka mampu menghadapi persoalan hidup dan bersaing secara global,” tambahnya.

Dengan penghargaan dan dukungan yang tepat, guru dapat menjalankan peran strategis mereka dalam mencetak generasi unggul dan bermartabat. ***Jajang Sukmana